Berita Parlemen

Ojol di Ambon Laris, Hehanussa : Pengemudi Konvensional Harus Adaptasi Keadaan

AMBON,MALUKU – Merasa dirugikan dengan masuknya layanan transportasi online Maxim, Grab dan Gojek, yang membandrol tarif di bawah rata-rata, memicu protes sebagian besar sopir angkot di kota Ambon.

Pasalnya, dengan penentuan tarif secara during melalui aplikasi, berimbas pada penurunan pemasukan yang signifikan.

Hal tersebut diakui Ketua Jalur A2 Passo, Tantui dan Waiheru Isakh Pelamonia, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi III DPRD Maluku, Senin (05/06/2023).

” Keluarga kita mau makan apa kalau begini terus, tolong ditertibkan Pak. Kami minta ketegasan dari DPRD selaku perpanjangan tangan masyarakat,” pinta Pelamonia.

Menanggapi hal tersebut, Legislator Komisi III DPRD Maluku, Hatta Hehanussa angkat bicara, Selasa (06/06/2023).

” Kita ini diperhadapkan dengan era digitalisasi. Masyarakat membutuhkan akan adanya transportasi yang dengan cepat tiba ditempat tujuan. Pengemudi konvensional harus bisa beradaptasi dengan keadaan,” ajaknya.

Menurutnya, masyarakat membutuhkan moda transportasi umum yang dapat dengan mudah ditemukan oleh masyarakat, sehingga efisiensi waktu dapat lebih optimal.

” Yang dapat menanggulangi situasi ini hanya pengendara di lapangan. Jika tidak bisa, kita akan terus-menerus rapat berulang seperti ini,” tukasnya.

Fenomena transportasi online, bukan hanya terjadi di kota Ambon namun global dan menyeluruh di pelosok Indonesia bahkan di belahan dunia sekalipun.

Legislator dapil SBB tersebut menambahkan, pasti masyarakat akan terkejut tetapi lambat laun bisa menerima perubahan yang terjadi.

” Diawal terjadinya perubahan akan sulit untuk diterima. Kita harus berubah seiring dengan perkembangan zaman,” imbaunya. (Vera)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top