AMBON,MALUKU – Asosiasi Sopir Angkot Kota Ambon (ASKA), mendesak usut “dalang” pembangunan lapak di dalam terminal A1-A2 Mardika Ambon, yang dinilai tidak layak dan terkesan membuat kumuh kawasan tersebut.
Diketahui, pengalihan fungsi terminal dilakukan oleh PT Bumi Perkasa Timur (BPT) di bawah komando Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Mardika (APMA), Alham Valeo.
Namun ironisnya, Ketua APMA ini terkesan sangat berkuasa, sehingga berbuat seenaknya menempatkan pedagang dalam terminal yang tidak sesuai peruntukan.
Desakan tersebut disampaikan dalam rapat gabungan Komisi I, II dan III DPRD Maluku, merespon surat masuk dari ASKA, terkait barcode BBM, pembangunan lapak dalam terminal Mardika serta transportasi online.
” Ketua APMA ini kebal hukum. Untuk itu, kami minta usut dalang di balik Alham Valeo,” pinta Paulus Nikijuluw, Ketua ASKA, Kamis (30/03/2023).
Menurutnya, sudah banyak pihak yang menyatakan proses hukum Ketua APMA bongkar lapak pedagang karena pemprov pun tidak tahu pembangunan tersebut, namun hingga kini hasilnya nihil.
Sebutnya, kita punya 43 jalur yang ada di angkutan kota Ambon ini. Kurang lebih 4-5 jalur yang sampai saat ini, hanya memiliki terminal bayangan karena bahu-bahu jalan sudah dipenuhi dengan pedagang.
” Contohnya STAIN, parkir di depan Amans ini menimbulkan kemacetan. Jika pemerintah punya niat baik diatur bukan melibatkan pihak lain,” terangnya.
Menurut Nikijuluw, sebenarnya pemerintah daerah membuat aturan yang baik bagi masyarakat, atau malah menyengsarakan masyarakat. Jika terminal dikhususkan bagi kendaraan maka biarkan saja kendaraan yang beroperasi.
Semestinya, kata dia, angkot ditata dengan baik, pasar ditata dengan baik, agar slogan Ambon Manise tetap ada, jangan cuma seputaran A.Y Patty sampai dengan tribun lapangan merdeka saja.
” Kami sudah bertemu dengan Sekda bahkan Pemkot. Namun, hingga kini tidak ada solusinya. Maka kami minta bapak dan ibu sebagai representasi rakyat harus kiranya dapat mengambil langkah tegas, menyikapi hal ini,” harap dan pintanya. (Vera)
