AMBON,MALUKU – Korban luka-luka ditimbulkan pasca bentrokan antara Ohoi (desa) Elat dan Bombai, kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) yang terjadi Jumat dini hari (07/10/2022) yang dipicu dari tawuran antar pelajar. Alhasil, sontak menjadi aksi solidaritas antar kampung dan mendapat sorotan dari Aliansi Masyarakat Wandan di rantau.
Solidaritas tersebut dibuat dalam aksi yakni, puluhan massa dari aliansi tersebut, gelar unjuk rasa, Senin (17/10/2022), di pelataran Kantor DPRD Maluku, Karang Panjang, Ambon.
Koordinator Lapangan Patti Suat, dalam orasinya tegas meminta Kapolda Maluku Lotharia Latief, mencopot Kapolsek Kei Besar AKP. ST. Kasihiuw karena dinilai lambat dalam penanganan bentrokan tersebut.
” Kapolsek Kei Besar tidak mampu dalam penanganan bentrok yang berkelanjutan terjadi namun tidak ada upaya antisipatif dari pihak keamanan,” ujar Suat.
Menurutnya, jika saja aparat kemanan sigap dalam penanganan tentunya puluhan korban luka-luka tidak berjatuhan.
Selain itu, dirinya meminta mendirikan pos pengamanan di Elat Kei Besar, mengadakan pengamanan ekstra ketat disana guna meminimalisir bentrok yang bakal terjadi, meminta kepada aktor intelektual yang menghembuskan isu segera diamankan, meminta Kapolres Elat segera di pecat dan sosialisasi keamanan kepada masyarakat massif digalakkan.
Pantauan INTIM NEWS, puluhan massa unjuk rasa tersebut, diterima oleh Wakil Ketua DPRD Maluku Melkianus Sairdekut, Ketua Komisi I DPRD Maluku Amir Rumra, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Maluku Benhur Watubun dan Ketua Fraksi Kebangsaan Mu’min Refra.
Di hadapan massa unjuk rasa, Amir Rumra menyatakan, Lembaga DPRD Maluku sudah bergerak cepat dengan mengutus dirinya langsung berangkat meninjau lokasi kejadian, sesuai tupoksi yang melekat pada Komisi I.
Untuk itu, dirinya menegaskan, besok akan kita agendakan, mengundang Kapolda Maluku, Kapolres Malra, Kapolsek Kei Besar juga Bupati Malra yang akan hadir via zoom dan Walikota Tual, guna membicarakan masalah Kamtibmas di Tual dan Malra. (Vera)
