Agama

1.000 Lilin Untuk Kei Bersinar Dari Ambon

AMBON,MALUKU – Ratusan masyarakat Evav (Kei) yang berdomisili di Ambon, bersama tokoh lintas agama turut menyerukan perdamaian di tanah Kei, kabupaten Maluku Tenggara (Malra).

Seruan perdamaian, diwujudkan dalam aksi Menyalakan 1.000 lilin dan pernyataan 6 Poin Fagnanan. Aksi tersebut, sebagai salah 1 ajakan persatuan. Pasalnya,  bentrok antar kelompok pemuda Ohoi Ohoiren dan Ohoi Ohoidertutu, menewaskan 1 warga dan puluhan rumah terbakar.

Kegiatan tersebut, di inisiasi atas dasar keprihatinan terhadap nilai-nilai adat dan budaya yang mulai terkikis dan berkurangnya pemahaman terkait hukum Larvul Ngabal di kalangan generasi muda Evav.

” Mari kita menahan diri dan bersama-sama memaknai falsafah adat dan budaya yang melekat di tanat Evav,” ajak Pastur Joseph Ell, Rabu (27/07/2022), di sela-sela kegiatan yang berlangsung di Tribun Lapangan Merdeka, Ambon.

Menurutnya, permasalahan yang terjadi belakangan ini, mungkin karena orang sudah melupakan Tuhan, hukum adat dan mulai melupakan hidup sosial Ain Ni Ain.

” Kei mengenal slogan Ain Ni Ain. Semua orang Kei menyadari ini sebagai sebuah kekuatan membangun hidup dari segi adat, agama, pemerintahan, sosial dan kemasyarakatan,” ungkap Joseph.

Untuk itu, dirinya menghimbau masyarakat turut membantu proses mediasi antar 2 kampung lewat narasi-narasi yang menyejukkan.

Tentunya, kami menghimbau masyarakat, terus menyuarakan damai dan mendukung upaya mediasi yang tengah dilakukan oleh pemerintah daerah dan jajaran, bersama semua stakeholder keamanan.

Katanya lanjut, baik Kapolres, Dandim, Pastor, pihak ohoi, pemda dan jajaran sudah bekerja keras dan sudah datang juga Pangdam maupun Kapolda Maluku serta Uskup Keuskupan Amboina, yang turun langsung menemui warga untuk bagaimana situasinya tetap kondusif.

” Untuk itu, marilah kita menahan diri agar perdamaian seutuhnya bisa terjadi di tanat Evav,” imbaunya.

Sementara itu, salah satu mahasiswa asal Evav, Nandito Rumte menegaskan, edukasi terhadap generasi muda harus terus digalakkan, baik dari pemerintah maupun gereja, agar tidak terjadi degradasi budaya yang semakin memperbesar perpecahan, antar sesama generasi muda Evav.

Di kesempatan yang sama pula, Koordinator Lapangan Vigel Faubun menegaskan, kegiatan ini panggilan dari hati bukan ditunggangi orang atau kepentingan tertentu.

” Kegiatan hari ini merupakan inisiatif pribadi, untuk mengembalikan senyum indah kedamaian di tanah Kei, bukan atas dasar kepentingan, melainkan tabaos kepada anak negeri agar menghentikan segala bentuk pertikaian” jelasnya.

Katanya lanjut, hari ini kita datang bukan berasal dari perwakilan organisasi atau mahasiswa, namun murni masyarakat Evav kota Ambon yang prihatin dengan permasalahan yang terjadi.

Untuk itu, kita mengusung 6 Poin Fangnanan Aksi 1000 Lilin untuk Kei, yang dibacakan bersama-sama ratusan masyarakat Evav yang hadir. 6 poin tersebut yakni;

Pertama, katong masyarakat Kei di kota Ambon, mengutuk keras oknum-oknum yang dengan sengaja merencanakan kehancuran di Tanah Kei.

Kedua, katong masyarakat Kei di kota Ambon akan selalu bersatu, bersama dan saling menyayangi.

Ketiga, mendukung kehendak baik dan proses penyelesaian masalah di Tanah Kei yang dilakukan oleh pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, TNI/POLRI dan masyarakat.

Keempat, mari rajut kembali tali kasih deng damai di tanah Kei yang katong cintai.

Kelima, mari hidup baku sayang antar sesama dan junjung tinggi Hukum Larvul Ngabal.

Keenam, mari kembalikan senyum bahagia di tanah Evav.

(Vera)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top