MALRA,MALUKU – Setelah kurang lebih 6 tahun sejak 2016 lalu, pekerjaan pembangunan mesjid Al-Muhajirin terbengkalai dan tidak terawat, akhirnya melalui kepemimpinan Bupati terpilih Muhammad Thaher Hanubun dan Wakil Bupati Petrus Beruatwarin, masa jabatan 2018-2023 Masjid Al-Muhajirin yang menjadi salah 1 icon masyarakat Maluku Tenggara (Malra) itu, akhirnya dapat difungsikan untuk keperluan ibadah dan kegiatan-kegiatan religi Islam.
Bupati mengatakan, meskipun secara keseluruhan kondisi fisik bangunan mesjid Al-Muhajirin belum rampung, namun kami percaya dengan semangat kebersamaan antar umat beragama dan lebih khusus umat Islam di Malra, pembangunan mesjid itu dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat segera diselesaikan.

M. Thaher Hanubun – Bupati Maluku Tenggara
Tuturnya, antusias dan semangat warga muslim sekitar yang memadati kegiatan Isra Mi’raj dan pelaksanaan shalat Jum’at Perdana di mesjid tersebut, menunjukkan betapa warga sangat merindukan pembangunan mesjid segera selesai.
” Insha Allah dengan semangat ukhuwah dan syiar Islam, setelah semalam kita gelar peringatan Isra Mi’raj, dilanjutkan dengan shalat Jum’at perdana di Mesjid Al-Muhajirin ini. Maka, ini langkah awal yang harus kita mulai, kalau kita harus menunggu kira-kira sampai kapan kita dapat menggunakan mesjid ini untuk beribadah,” ujar Bupati, di temui usai melaksanakan shalat Jumat di Mesjid Al-Muhajirin Perumda Ohoijang, Langgur, Jum’at (04/03/2022).
Bupati Thaher menjelaskan, proses kelanjutan pembangunan Mesjid Al-Muhajirin dilakukan setelah pihaknya mengajukan surat kepada Kejaksaan Tinggi Maluku pada Desember 2021, untuk meminta petunjuk Hukum soal bagaimana kalau Mesjid tersebut harus dilanjutkan pengerjaannya.
” Kalau kita harus mencari siapa yang benar dan salah, akan ada sebuah proses yang cukup lama dan sampai akhir masa jabatan saya, mungkin mesjid ini tidak akan selesai. Jadi, jangan ada yang merasa diuntungkan ataupun dirugikan, tetapi bagaimana dengan niat baik kita dapat menyelesaikannya,” tuturnya.
Panitia pembangunan sebelumnya, sebut Bupati, bekerja dengan total anggaran Rp 14,6 miliar, sisanya senilai Rp 700 juta sudah ditransfer kepada pihak ketiga beberapa hari lalu sesuai petunjuk. Kini, panitia lama telah dibubarkan dan panitia baru telah dibentuk untuk melanjutkan pekerjaan.
” Kita sudah mulai bekerja melanjutkan pekerjaan yang terbengkalai. Pada dasarnya, saya tidak melihat siapa yang salah dan benar, biar nanti mereka berurusan dengan Tuhan yang punya rumah ini. Intinya niat dan keinginan kita, Mesjid ini harus segera selesai,” imbaunya.
Bupati mengharapkan, meskipun pembangunan mesjid belum rampung, namun dengan digelarnya shalat Jumat perdana maka seterusnya warga muslim Malra dipersilahkan beribadah hingga di bulan suci Ramadhan, juga digelar Tarawih dan shalat Idul Fitri di Mesjid ini.
” Jadi selesai shalat, kita bisa ikut membantu para tukang. Saat ini, tinggal pekerjaan seperti menara mesjid, tempat wudhu, WC dan pekerjaan tambahan untuk lain-lain yang belum selesai, kita kejar agar bisa cepat selesai. Yang paling penting adalah semangat kebersamaan, semangat toleransi dan semangat ukhuwah islamiahnya yang harus kita tingkatkan,” ajaknya.
Untuk diketahui, proses pembangunan Mesjid ditandai dengan launching pengerjaan lanjutan Masjid Al Muhajirin oleh Bupati dan Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku, yang turut dihadiri oleh Ketua dan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia, Provinsi Maluku, Sekretaris Daerah (Sekda) Malra. Habib Muhammad bin Rifqy Al-Hamid yang juga Ketua Yayasan Ar-Rahman Ambon. Para Tokoh Agama, Pimpinan OPD Malra dan warga sekitar.
Malamnya setelah digelar Isra Mi’raj, Bupati melalui Habib Muhammad bin Rifqi Al-Hamid, mengumumkan kepada seluruh jamaah kaum muslimin untuk dapat mengikuti Shalat Jum’at Pertama di Mesjid Al-Muhajirin. (Suat)
