AMBON,MALUKU – Potret ketertinggalan infrastruktur jalan juga jembatan yang menjadi penghubung bagi 4 negeri yang berada di kecamatan Elpaputih, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), kembali dikeluhkan warga setempat.
Pasalnya, aktivitas pejalan kaki menempuh jalan berliku-liku kurang lebih 13 jam. Sementara penyeberangan sungai yang dilakukan selama ini, menggunakan rakit tradisional dari bambu tidak jarang kendaraan roda 2 pun ikut menyebrang menggunakan moda transportasi tersebut.
” Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Kalau pada saat musim timur, kami masyarakat tidak bisa turun ke pantai, khususnya bagi 4 negeri, Aiyolo, Watui, Huku Kecil (Kweie) dan Abio, harus melewati jalan tanah berliku-liku yang lumayan jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki,” ungkap Bitalessy via sambungan telepon kepada INTIM NEWS, Minggu (13/03/2022) .
Menggunakan motor, sebutnya, dengan kondisi jalan seperti demikian bisa memakan waktu 13 jam perjalanan, jika sudah terbiasa. Namun jika baru pernah melintas, tentu memakan waktu kurang lebih 16 jam. Kondisi ini telah berlangsung semenjak dahulu kala dan jarang mendapat sorotan dari pemda setempat.
” Kita sudah menikmati minimnya Infrastruktur di pelosok SBB, selama bertahun-tahun, namun jarang mendapat sorotan atau tindak lanjut dari Pemda setempat,” ujar Bitalessy dengan nada kesal.
Harapnya, ada intervensi anggaran baik dari APBD SBB maupun provinsi, ataupun APBN. Jika memang dilihat urgensinya demi kemaslahatan orang banyak, memutus mata rantai konektivitas yang terhalang, juga memperpendek jalan, memudahkan aktivitas ekonomi bagi warga kelima negeri yang boleh dikatakan terisolir. (Vera)
