MALRA,MALUKU – Butuh waktu selama 27 tahun hingga akhirnya pembangunan gedung gereja Katolik Santa Theresia Avila di Ohoi Ngefuit Atas. Kecamatan Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara ini di nyatakan selesai dibangun 100 persen. Hal ini terlihat saat acara Pemberkatan oleh Mgr Petrus Canisius Mandagi, Uskup Keuskupan Agung Merauke dan juga Administrator Apostilik Keuskupan Amboina dan di resmikan oleh Bupati Maluku Tenggara. M. Thaher Hanubun.
“Tahun 1993 perencanaan pembangunan gereja ini, tahun 1994 pengumpulan bahan bahan lokal secara bersama sama dan juga ada bantuan bantuan dari ohoi atau desa tetangga, awal tahun 1995 peletakan batu pertama gereja sekaligus pekerjaan pembangunan dimulai,” ungkap Yanuaris Ketua panitia pembangunan gereja, Selasa (04/01/2022).
Ditahun 1996 atap gereja di tutup namun belum 100 persen diselesaikan pekerjaannya, sehingga jika dihitung sejak peletakan batu pertama tanda dimulainya gereja ini dibangun, maka panitia telah bekerja selama 27 tahun sampai hari ini, barulah gereja ini di berkati dan diresmikan.
Rumah Tuhan ini telah lama di impikan, satu hal yang pasti, bahwa keberhasilan yang telah dicapai ini karena kasih dan kemurahan Tuhan, serta dukungan semua pihak termasuk Pemerintah Daerah, yang dihimpun dalam bingkai kebersamaan budaya yelim (pemberian bantuan) dan maren (bekerja bersama-sama).
Bupati Malra, M Thaher Hanubun dalam arahan singkatnya mengatakan Gereja tersebut adalah bukti cinta yang besar dalam menjaga dan menjalin hubungan sesama orang bersaudara.
Diresmikannya gedung gereja yang megah ini katanya, tentu menjadi bukti bahwa kuatnya budaya orang Kei, yakni yelim dan maren, serta Fangnanan (cinta kasih-red) sehingga dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi seperti pembangunan sarana peribadatan.
“Hari ini menjadi bukti bahwa umat Katolik Ngufit Atas walaupun kecil dalam jumlah namun gedung gereja dan pastoran jadi bukti cinta kalian yang besar, sehingga hari ini rumah bagi Tuhan diselesaikan dengan kokoh dan gagah,”ungkap Thaher.
Thaher menyatakan bahwa Pemerintah Daerah berkomitmen meghadirkan pelayanan yang propisional, menuntaskan kesenjangan dan memajukan pembangunan di daerah ini, khususnya di wilayah Kei Besar.
“Perhatian saya Kenapa harus selalu ke Kei Besar, ini karena pesan dan amanah yang dititipkan Bapak Uskup kepada saya untuk senantiasa memperhatikan Kei Besar, yang sejatinya belum merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat Kei Kecil,” bebernya.
Sementara itu di tempat yang sama, Mgr Petrus Canisius Mandagi, Uskup Keuskupan Agung Merauke dan juga Administrator Apostilik Keuskupan Amboina ketika memberkati gereja tersebut menekankan, bantuan dari pemerintah baik Pusat, Provinsi maupun Daerah, sehingga bisa membuat banyak gedung ibadah baik bagi Muslim, Protestan maupun Katolik.
“Luar biasa di Provinsi Maluku ini, lebih luar biasa lagi di Kabupaten Maluku Tenggara ini, apalagi di jaman pemerintahan M Thaher Hanubun. Manfaatkanlah gedung Gereja ini dengan baik guna mengembangkan iman kita, kemudian rawat dan jaga,” pinta Mandagi.
Mandagi dihadapan umatnya menambahkan, sejak Bupati Thaher memerintah, selain rumah ibadah, khusus untuk wilayah Kei Besar cukup maju, baik jalan yang sudah bagus, listrik yang sudah teraliri ke masyarakat, serta telekomunikasi yang sudah baik. Mandagi mengaku bangga melihat pencapaian pembangunan dan hubungan relasi yang dibangun Bupati terhadap keberadaan agama di Malra.
“Saya bangga dengan Bupati ini (M. Thaher Hanubun), saya bangga. Saya lihat bapak Bupati ini senantiasa membangun relasi baik dengan berbagai golongan agama,” tutur Uskup Agung Merauke.
Lebih lanjut, Uskup Mandagi mengatakan, dirinya tidak melihat sosok Thaher Hanubun dalam kapasitasnya sebagai Bupati, melainkan kepribadian dan perjuangan Thaher itu sendiri, yang mana telah mampu membawa perubahan bagi pembangunan Maluku Tenggara, khususnya di kawasan Pulau Kei Besar.
“Bupati ini sangat bagus, lihat saja pembangunan-pembangunan yang ada saat ini. Saya lihat nyata, apalagi di Kei Besar. Awal-awal mereka belum merdeka, tapi sekarang sudah mulai merdeka. Jalan, listrik 24 jam sudah ada, jaringan komunikasi juga. Ini Luar biasa, Oleh karena itu, saya minta jangan ada yang menghambat, dukung perkembangan pembangunan di Maluku Tenggara, jangan lagi buat sasi dimana-mana.”pinta Mandagi. (soeat)
