AMBON,MALUKU – Puskesmas Longgar-Apara di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, belum juga satu tahun berdiri dan difungsikan sudah mengalami kerusakan cukup berat.
Puskesmas Longgar-Apara, merupakan salah 1 fasilitas kesehatan yang terletak di Kecamatan Aru Tengah Selatan, yang dibangun sejak tahun 2019 menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Aru, tahun 2019 sebesar Rp6,582 miliar.

Jeremias Pardjala – Aktivis PMKRI Cabang Ambon, Juga Mahasiswa Asal Aru
Jeremias Pardjala, aktivis PMKRI cabang Ambon yang juga mahasiswa asal Aru, kepada INTIM NEWS, Senin (23/08/2021), menyayangkan rusaknya puskesmas tersebut.
” Di tengah pandemi Covid-19, semua upaya dikerahkan pemerintah untuk penanganannya termasuk fasilitas kesehatan yang tersedia dengan baik. Sayangnya, bangunan puskesmas Longgar-Apara di Aru Tengah Selatan (ATS), kini mengalami kerusakan parah, ungkap Pardjala.
Pardjala membeberkan, kerusakan pada puskesmas yang berlantai dua tersebut yakni, ambruknya plafon ruangan lantai 1 maupun lantai 2.
” Ironisnya, sampai detik ini, masih belum direspon baik oleh pemerintah kabupaten maupun instansi teknis, bahkan DPRD Kabupaten Kepulauan Aru,” kesal Pardjala.
Pardjala menyebutkan, Pemda dalam hal ini Bupati, Wakil Bupati dan instansi teknis (Dinas Kesehatan) serta DPRD Aru, dalam hal ini Komisi yang membidangi masalah kesehatan harusnya dapat langsung memonitoring ataupun meninjau dan memanggil pihak kontraktor yang mengerjakan bangunan puskesmas tersebut.
” Pemda tentunya sudah mendapatkan laporan dari instansi teknis, kemudian DPRD dalam hal ini Komisi yang membidangi ataupun anggota legislatif asal Aru Tengah Selatan, melalui fungsinya dapat mengambil langkah atas apa yang terjadi di Puskesmas Longgar-Apara,” cetusnya.
Pasalnya, pengerjaan puskesmas dengan anggaran daerah sebesar Rp6,582 miliar oleh pihak kontraktor benar-benar harus dipertanyakan, karena cenderung asal-asalan tanpa memperhatikan kualitas bangunan.
” Pihak kontraktor harus dapat mempertanggungjawabkan apa yang dikerjakannya kepada masyarakat dan daerah karena belum setahun digunakan, sudah mengalami kerusakan yang berat,” tandas Pardjala.
Dirinya menambahkan, Visi Bupati Aru Johan Gonga dan Wakilnya Muin Sogalrey yakni, “Sehat Negeriku”, harus menjadi visi besar yang patut didukung dan sinergitas semua pihak untuk mewujudkannya, maka pembangunan kesehatan di Kepulauan Aru, haruslah maksimal dan progresif.
Ketika di konfirmasi via WhatsApp, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Aru, Dr. Wati, enggan berkomentar karena baru menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan dan proyek tersebut jauh sebelum beliau ditugaskan. (Vera)
