MALRA,MALUKU – Kerja keras Bupati Maluku Tenggara (Malra), Muhammad Thaher Hanubun untuk membangun kabupaten yang bertajuk Larvul Ngabal untuk sama dengan kabupaten lain di Maluku, ternyata tidak mendapat simpati dari sekelompok orang yang tidak menghargai perjuangan panjang antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
Kepada INTIM NEWS, Senin (26/04/2021), Ferdinan Renel mengatakan, hanya orang buta yang tidak dapat melihat kemajuan pembangunan, di kabupaten Malra yang saat ini tengah gencar melaksanakan pembangunan diberbagai aspek, guna mengejar ketertinggalannya, serta meningkatkan kesejahteraan didaerah itu.
Tetapi disisi yang lain, sebut Renel, sangat disayangkan kontra publik dari sekelompok orang yang kita tidak mengetahui tujuannya, termasuk Direktur LIRA Maluku, Jan Sariwating yang secara amburadul menyerang wilayah-wilayah privasi dan tidak mengetahui, kondisi realitas Malra sehingga tuduhan-tuduhan dimaksud, sangat bertendensi dan diduga sarat kepentingan untuk menghambat pembangunan di Malra.
“ Ya, selama ini Maluku Tenggra masih tertinggal dari daerah lain, sehingga terobosan yang dilakukan oleh bupati harus didukung, oleh seluruh komponen masyarakat Kei Besar. Sedangkan untuk Direktur Lira Maluku, saudara Jan Sariwating, jangan asal bicara soal pembangunan di Maluku Tenggara. Anda tidak tahu soal Maluku Tenggara. Prinsipnya, Saya siap berdebat dan uji bukti dengan saudara,” ungkap mantan Ketua Komisariat GMNI Hukum Unpatti ini.
Renel menuturkan, kerja keras pemerintah daerah dalam memperjuangkan Jalan Trans Kei Besar di RPJMN, merupakan suatu tindakan nyata dari pemerintah daerah untuk membuka keterisolasian masyarakat di Pulau Kei Besar. Mengapa Kei Besar?Karena Pulau Kei Besar adalah daerah yang selama ini cukup tertinggal, bahkan angka kemiskinannya sangat tinggi, sebagai akibat dari keterbatasan akses transportasi.
” Oleh karena itu, gebrakan pemerintah daerah untuk menjawab kesulitan masyarakat di Kei Besar, disambut positif bahkan riang gembira, oleh seluruh komponen masyarakat di Pulau Kei Besar. Karena memang sudah lama sekali, kesulitan akses transportasi dirasakan oleh masyarakat disana,” bebernya.
Lebih lanjut dijelaskan, disadari sungguh, akses jalan merupakan urat nadi tumbuhnya perekonomian masyarakat kecil, serta berdampak pada berbagai aspek kehidupan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagai elemen Pemuda Kei Besar, Saya meminta kepada semua pihak untuk memberikan perhatian serius, bahkan dukungan terhadap terobosan pemerintah itu.
Dikatakan, tidak bisa kita pungkiri, kalau pembangunan suatu daerah tak akan lepas dengan kritik atau kontrol publik, dari berbagai elemen guna menjaga roh pembangunan itu, berjalan sebagaimana mestinya.
” Atas pernyataan-pernyataan saudara Jan Sariwating, kita tidak akan kompromi maupun memaksakan Kejaksaan agar menghentikan proses penyelidikan sebuah kasus korupsi. Akan tetapi, kita juga harus menghormati asas kepastian hukum dan memberikan kepercayaan penuh kepada Kejaksaan tanpa harus mendikte kerja-kerja mereka,” tegasnya.
Renel menyebutkan lagi, selain jalan Trans Kei Besar, kita juga memberikan apresiasi kepada pemeritah daerah dan PLN Cabang Tual, yang telah bekerja keras sehingga listrik untuk rakyat Kei Besar boleh 24 jam menyala dan terus melakukan penyambungan secara bertahap, Ohoi di seluruh daratan Pulau Kei Besar.
Menurutnya, hal-hal seperti inilah merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan masyarakat, serta berimplikasi pada tumbuhnya perekonomian berskala mikro. Tentu berbagai upaya pemerintah ini, masih dirasakan kurang, akan tetapi wajib kita memberikan apresiasi karena bupati dan jajarannya telah berupaya keras untuk menyelesaikan secara bertahap, berbagai kebutuhan mendasar di Kei Besar.
” Pemerintah daerah yang baik adalah pemerintah daerah yang kurang beretorika tetapi banyak melakukan terobosan pembangunan. Untuk itu, mari kepada semua pihak untuk bergandengan tangan, membantu pemerintah daerah berjuang mengejar kesejahteraan di daerah itu. Ya, mari kita bergandengan tangan membangun Maluku Tenggara, yang mengerti tentang kita dan budaya kita adalah kita sendiri,” ajak aktifis PDI Perjuangan ini. (ulin)
