TIAKUR,MALUKU – Badan Lingkungan Hidup (BLH) kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) akui kewalahan menangani persoalan limbah sampah. Hal ini dikarenakan kekurangan fasilitas penunjang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Desa Upunyor Kecamatan Moa-Lakor.
Keterlambatan pembangunan fasilitas penunjang dalam pengelolaan sampah, menurut Dalma Eoh, Kepala BLH MBD, Senin (08/03/2021), dikarenakan minimnya anggaran pemerintah daerah. Sementara itu , BLH MBD saat ini tidak lagi berpeluang untuk mendapatkan anggaran melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) oleh pemerintah pusat.
Dikatakannya , saat ini TPA yang tersedia dengan luas lahan 5 hektar, hanya diperuntukan untuk mengelola sampah dengan sistem manual yakni pengangkutan , penumpukan kemudian pemusnahan. Hal ini berakibat pada pengelolaan limbah yang tidak tertangani dengan baik.
” Dalam pengelolaan sampah , itu memerlukan beberapa penanganan agar tidak berdampak pada pencemaran lingkungan. Akan tetapi dengan kondisi TPA saat ini , tanpa adanya fasilitas penunjang, salah satunya Insatalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) tentu menjadi kendala untuk mengoptimalkan penanganan sampah. Padahal limbah tinja perlu ditangani secara khusus, perlu dilakukan guna menurunkan kandungan zat organik dari lumpur tinja dan untuk menurunkan bakteri-bakteri patogen penyebab penyakit,” ungkapnya.
Lanjutnya , untuk mengantisipasi dampak lingkungan bagi masyarakat, saat ini pengelolaan sampah dipindahkan ke lokasi lain guna menetralisir lokasi TPA, sebelum dilakukan pembangunan fasilitas pendukung lainnya. Akan tetapi, lokasi yang pengelolaan sampah saat ini juga hanya bersifat sementara.
Menurutnya , BLH telah mengusulkan peningkatan pembangunan TPA dalam APBD, tahun 2021. Akan tetapi kondisi anggaran pemerintah belum memadai untuk merealisasikan pengusulan tersebut. Padahal, masalah sampah jika tidak ditangani sejak dini, dapat berdampak buruk pada persoalan lingkungan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.
Karena itu dirinya berharap adanya kebijakan bupati untuk melihat persoalan tersebut , mengingat volume sampah saat ini makin meningkat.
” Jika kita tidak menangani hal ini sedini mungkin, tidak dapat dipungkiri kondisi lingkungan di Pulau Moa, dapat terancam. Terkhususnya jenis sampah yang sulit melebur secara alami seperti, sampah plastik, sehingga pembangunan fasilitas penunjang TPA sangat dibutuhkan agar dalam pengolahannya, kita dapat memilah jenis sampah dan cara menanganinya,” jelas Eoh.
Selain fasilitas pengolahan sampah, ia menambahkan, keterbatasan armada dan sumber daya manusia juga menjadi faktor lain yang menghambat penanganan sampah di pulau Moa. (Ari)
