AMBON,MALUKU – Proyek air bersih yang dikerjakan pada seluruh wilayah di Maluku, harus memiliki perencanaan yang matang sehingga, bermanfaat bagi masyarakat.
M. Fauzan Husni Alkatiry, Anggota Komisi III DPRD Maluku, Kamis (18/02/2021) di gedung DPRD menegaskan, kapan masyarakat Maluku bisa menikmati air bersih atau bisa hidup sehat, ataupun kita cerita tentang pengentasan angka kemiskinan, kalau pengelolaan air bersih masih amatiran.
Pada umumnya, kata Fauzan, persoalan air bersih itu menjadi masalah utama di Maluku, khususnya di kota Ambon dan kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum maupun Balai Cipta Karya.
” Untuk pendataan air bersih di kota Bula, ibu kota kabupaten SBT saja belum ada. Hal yang sama juga terjadi di kampung-kampung yang ada di kabupaten tersebut,” ujar Fauzan.
Sementara di Kota Ambon, yakni, di kawasan kota Jawa, ditemui persoalan pengadaan air bersih di lokasi pesantren Al-Hairat, yang di kelola oleh Balai Cipta Karya ada sedikit masalah dan kita duga mangkrak. Pekerjaannya ada tetapi air bersih tidak ada.
Oleh karena itu, menurutnya, orientasi pekerjaan air bersih, perencanaannya harus matang, harus betul-betul berorientasi pada pengadaan air bersih, jangan kemudian berorientasi pada pengadaan alat air bersih, akhirnya tidak mampu menyediakan air bersih.
” Konsultan yang menangani harus konsultan yang kompeten, dimana dapat menentukan lokasi, titik, maupun skema kerja, sehingga air itu bisa tersedia dan dinikmati masyarakat dan tentunya tidak menyia-nyiakan uang negara,” tandas Fauzan.
Fauzan menambahkan, saat ini masih ditemui persoalan air bersih dengan adanya laporan masyarakat, baik secara resmi maupun secara personal yang sudah masuk pada Komisi III DPRD Maluku.
” Maka kami akan melakukan pengawasan, berkaitan laporan-laporan tersebut,” pungkasnya. (Vera)
