AMBON,MALUKU – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) provinsi Maluku serta Balai Pelatihan dan Pembibitan, harus siap memberi penyuluhan bagi masyarakat, khususnya nelayan di Maluku untuk memanfaatkan alat tangkap moderen dalam aktifitasnya.
Permintaan ini disampaikan Ketua Komisi II DPRD Maluku, Saudah Tuankota/Tethool, ketika Rapat Kerja Komisi II bersama mitra, Senin (08/02/2021).
” Dinas KP maupun BPBL Maluku, harus harus mampu ajak nelayan manfaatkan alat tangkap modern dan siap memberi penyuluhan tentang bagaimana nelayan bisa mempergunakan alat tangkap yang bukan tradisional tetapi yang modern,” ungkap Saudah.
Kata Saudah, alasan mendasarnya adalah, masyarakat kita tidak bisa lagi diberi yang bersifat tradisional, namun kita kasih kapal, sekarang bagaimana cara untuk menggunakan kapal itu sendiri, mereka perlu dibekali pengetahuan sehingga memiliki skill karena di tahun 2023 sudah beroperasi LIN dan itu menjadi kesiapan yang sangat penting.
Kepala BPPP Maluku, Abubakar, terkait dengan penyuluhan tersebut, mengakui, itu akan dilakukan oleh para penyuluh perikanan di Maluku.
Namun, kata Abubakar, menjadi harapan kami adalah jumlah penyuluh perlu ada perekrutan untuk ditingkatkan jumlahnya dan diangkat ke P3K yang mana, kewenangannya ada pada pemerintah pusat. Dimana, sudah selama 3 tahun ini, tidak ada penerbitan MoU untuk perekrutan.
“Saat ini untuk jumlah penyuluh perikanan di tahun 2020 ada 280-an orang penyuluh tetapi sampai akhir Desember, jumlahnya tersisa 250 orang, karena ada penyuluh PNS berpindah esellon,” jelasnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi usai rapat, terkait bibit perikanan dan kelautan yang juga dibahas dalam rapat tersebut, Kepala Balai Ambon, Nur Muklis Jumianto membeberkan, bibit ikan yang ada saat ini.
” Untuk bibit, bibit ikan kita yakni kakap putih yang lebih dominan. Ada juga ikan bubara dan ikan hias, dimana ikan hias menjadi komoditas andalan dengan 25 varian dari berbagai jenis persilangan yang kita hasilkan, bernilai ekspor,” terangnya.
Sedangkan untuk rumput laut euchemakotoni, kata Nur Muklis, itu kita kembangkan dari jenis kultur jaringan.
” Bantuan bibit benih rumput laut pasti akan ada untuk Maluku. Presentasinya sendiri, kami harus sesuaikan dengan kesiapan dari kelompok penerima. Yang pasti, Saya selalu berharap, kelompok yang bisa menerima terus meningkat tiap tahun,” ujarnya.
Disinggung adanya kelompok yang belum menerima, ia sebutkan, kelompok yang belum berhak untuk menerima, kami harus bekerjasama ataupun berkoordinas dengan dinas, agar kelompok-kelompok itu bisa menyesuaikan syarat dan ketentuan yang diatur oleh juknis agar dapat juga menerima,” jelasnya. (Vera)
