AMBON,MALUKU – DPRD Provinsi Maluku, memediasi perselisihan komunitas Kei dan Kailolo di Ambon yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Pantauan INTIM NEWS, Kamis (17/12/2020) pelaksanaan mediasi damai 2 komunitas ini, dilangsungkan di Ruang Rapat Komisi I DPRD Maluku, yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi I, Amir Rumra dan dihadiri oleh Anggota Komisi, Unsur TNI/Polri, Kesbangpol, serta perwakilan 2 komunitas.
Amir Rumra, ketika memimpin mediasi tersebut menyampaikan, DPRD Maluku khususnya Komisi I, menyambut baik surat yang dilayangkan beberapa waktu lalu kepada DPRD, untuk pelaksanaan mediasi damai 2 komunitas, yang akhirnya dapat dilakukan saat ini.
Mediasi ini, akuinya, selain tugas pemerintah provinsi, juga menjadi tugas DPRD sebagai perwakilan rakyat untuk dapat mendamaikan kedua belah pihak.
” Mediasi ini, guna penyelesaian konflik kedua komunitas, dimana kita mencari jalan keluar terbaik, bagaimana proses penyelesaian masalah diantara 2 komunitas ini, dapat berjalan dengan baik,” ungkap Amir.
Lebih lanjut Anggota Komisi Benhur G Watubun, mengapresiasi langkah-langkah persuasif pada kedua belah pihak, mengingat rentetan kamtibmas yang terjadi, sudah lama namun belum menemukan solusi bersama yang tepat untuk penyelesaian masalah ini.
” Saya mengharapkan, dari Polres dan Kesbang melakukan pemetaan sosial wilayah, bila perlu kita lakukan on the spot lapangan dari tim gabungan Polres setempat,” pinta Benhur.
Dalam pertemuan tersebut, kedua komunitas sama- sama ingin menyelesaikan persoalan diantara mereka.
Pada kesempatan yang sama, tokoh komunitas Kei, Aswin Matdoan dalam pertemuan tersebut memaparkan, kawasan STAIN sudah dari dulu terjadi perselisihan antara 2 komunitas dan tidak pernah ada penyelesaian.
” Setiap kali adanya inisiatif untuk menyelesaikan, ada saja beberapa kejadian lemparan batu yang diduga, adanya pihak ketiga yang terus ingin memperkeruh keadaan,” ujar Aswin.
Oleh karena itu, kata Aswin, negara harus hadir memberikan rasa keamanan dan rasa aman bagi masyarakat dan perlu mengusut tuntas mengapa sampai masih ada pelemparan dan tidak perlu ada rasa saling curiga, antara 2 komunitas.
Sementara itu, Nasir Marasabessy tokoh komunitas Kailolo, dalam pertemuan itu sangat menyayangkan konflik antar kedua komunitas tersebut.
Ia mengaku, waktu kejadian perselisihan, ia tidak berada di tempat, namun sangat disayangkan kejadian antar dua komunitas, mengingat hubungan historis dua komunitas sangat dekat.
Nasir di kesempatan tersebut juga meminta tindakan tegas, dari aparat keamanan setempat dan berharap perdamaian diantara kedua komunitas, dapat berjalan baik. (Vera)
