AMBON,MALUKU – Michael Wattimena yang biasa disapa Bung Michael Wattimena (BMW), kembali berbagi kasih dengan masyarakat Kota Ambon, pada masa pandemi Covid-19.
Didampingi Jaqueline Margareth Sahetapy atau akrab disapa JMS yang adalah fungsionaris DPP Partai Demokrat, BMW dan timnya, menyambangi beberapa lokasi di Kota Ambon yang terdampak Covid-19 serta masyarakat yang terkena banjir pada 5 Oktober kemarin.
Pantauan INTIM NEWS, Sabtu (10/10/2020), beberapa lokasi yang dikunjungi BMW dan timnya adalah, ibu-ibu pengajian Arya Salam, di Masjid Nurul Ikhlas Galunggung, warga RT 03/RW 3 di Gang Banjo Negeri Batumerah, warga di Skip dan nelayan Malulang di Negeri Latuhalat.
Setiap persinggahan di beberapa titik diatas, BMW dalam sambutannya menjelaskan, kehadirannya di tengah-tengah masyarakat untuk berbagi kasih dengan masyarakat, akibat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung 7 bulan lamanya.
Menurutnya, akibat Covid-19, banyak sekali dampaknya bagi masyarakat, terkhusus terhadap Ibu-ibu sebagai Menteri Keuangan atau yang mengatur keuangan keluarga.
Mantan Anggota DPR RI ini menuturkan, saat ini masyarakat kota Ambon mengalami berbagai bencana. Baik terdampak dari Covid-19 maupun kota Ambon dilanda banjir dan tanah longsor.
” Kita saat ini sudah jatuh dan tertimpa tangga lagi. Sudah 7 bulan lamanya, kita mengalami pandemi Covid-19, bersamaan dengan bencana terjadinya banjir bagi warga di dataran rendah dan tanah longsor khusus warga yang di dataran tinggi,” sebutnya.
Kepada warga Gang Banjo, BMW menjelaskan, kalau kunjungannya merupakan silaturahim yang kedua kalinya.
Pada kesempatan itu, BMW berjanji akan menyiapkan Alkon sesuai dengan permintaan warga Gang Banjo yang terkena banjir, 5 Oktober kemarin.
Sedangkan untuk warga Skip, selain sembako, BMW juga menyumbang 1 terpal serta 9 kasur bagi warga tetdampak banjir.
BMW juga berkesempatan, mengunjungi Kelompok Nelayan Malulang di Negeri Latuhalat untuk berbagi kasih memberikan sembako kepada nelayan yang terkena dampak Covid-19.
Kepada BMW, nelayan Malulang mengeluarkan unek-uneknya karena tidak ada perhatian pemerintah negeri maupun Dinas Perikanan atas aktifitas mereka mencari dan memasarkan ikan hasil tangkapan.
Mereka akui, bekerja secara mandiri walaupun penghasilan pas-pasan, apalagi di tengah pandemi korona. Mereka mengklaim, terjadi pilih kasih terhadap para Nelayan Malulang dengan kelompok nelayan lainnya yang ada di Negeri Latuhalat. (Ulin)
