AMBON,MALUKU – Bentuk pelayanan kepada masyarakat, Mercy Barends, Anggota DPR RI Komisi VII, melalui Kementerian terkait, merealisasi permintaan masyarakat tentang kebutuhan air bersih. Informasi yang diterima INTIM NEWS, Mercy Srikandi PDI Perjuangan ini, meninjau pembangunan sumur artesis di Pulau Ambon, Senin (19/10/2020).
Mercy menjelaskan, ada 8 unit sumur artesis yang dibangun di Maluku tahun 2020 ini. Di Kota Ambon, ada 5 unit dengan lokasi di Gunung Nona, Airlouw, Latuhalat, Benteng Atas dan Kayu Tiga. Sedangkan di Maluku Tengah, ada 2 unit yakni di Negeri Waai dan di Haruku. Dan, 1 unit ada di Kabupaten Seram Bagian Barat, tepatnya di Huamual Belakang.
” Kedelapan unit sumur artesis ini, dibangun di wilayah-wilayah yang sulit mendapatlkan air bersih. Dan, dua unit diantaranya, sudah rampung dikerjakan. Sedangkan sisanya, masih dalam proses pengerjaaan.
Pembangunan sumur artesis ini untuk kedua kalinya, setelah di tahun 2019 silam, juga lewat usulan dibangun 8 unit di Maluku yang dipusatkan di Maluku Tenggara, Kota Tual, Kota Ambon dan beberapa kabupaten lainnya,” sebutnya.
Akuinya, program atau proyek pembangunan sumur artesis ini, langsung ditangani di tingkat nasional oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menurutnya, terkait teknis pembangunan, kebanyakan ada pertanyaan soal teknis pelaksanaannya di lapangan terkait kontraktor yang menangani pembangunan sarana air bersih ini.
” Saya harus bilang secara terbuka untuk urusan-urusan seperti begini, Saya sangat jaga, terutama kapasitas Saya selaku anggota DPR RI, jangan sampai kita coba main-main di wilayah seperti ini. Kemudian, dalam rapat-rapat komisi juga kita harus memastikan, seluruh yang menangani pembangunan instalasi air bersih seperti ini, yang dibahas lewat komisi VII DPR RI harus dipastikan, pihak ketiga yang menjalankan tugas pembangunan fasilitas sumur artesis ini, dikerjakan dengan baik. Jadi, kalau ada kedapatan hasilnya buruk di lapangan, kami langsung minta di-black list untuk tidak masuk lagi, dalam pekerjaan seperti ini. Dan sudah terbukti, ada dua perusahaan yang mengerjakan proyek ini di tahun lalu, diganti karena tidak menjalankan pekerjaannya dengan baik,” bebernya.
Menurut Mercy, terkait pertanyaan apakah ada anggota DPR RI bermain dengan menitipkan atau bermain dalam wilayah ini, Saya juga harus luruskan, dari periode kemarin dan sampai saat ini, semuanya kami serahkan ke Kementerian yang manangani hal ini.
“ Saya tidak mewakili teman-teman anggota DPR yang lain. Tapi pola Saya seperti itu. Kenapa? Pengalaman kami di Komisi VII, kalau ada anggota DPR yang coba main-main dengan subkontraktor dalam urusan pembangunan fasilitas seperti ini dan ada masalah, pihak Kementerian tidak mau campur. Itu kedapatan temuan BPK, temuan KPK dan lain-lain, maka kementerian akan cuci tangan. Namun, kalau semua mekanismenya diatur oleh kementerian dan terjadi masalah dan dilaporkan kepada kita, kita tinggal berkomunikasi, menyampaikan komplain dan mereka akan menyelesaikannya. Kondisi ini pernah tenjadi di tahun-tahun lalu, seperti di Kayu Tiga dan Halong Atas, tahun 2019 dan 2018 itu kita komunikasi dan diselesaikan,” ujarnya.
Lebih lanjut Mercy mengungkapkan, ini yang harus Saya jelaskan. Karena ini menjadi program-program yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat, seperti program pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Sehingga, pengerjaannya tidak bisa main-main.
” Semoga proyek-proyek yang langsung dikerjakan oleh pihak kementerian ini, bisa menghasilkan manfaat bagi masyarakat. Dan Saya sangat senang, jika ada masalah yang ditemukan oleh warga dan dilaporkan kepada Saya, langsung Saya laporkan ke kementerian dilengkapi dengan data-data dan mereka langsung turun menyelesaikannnya,” jelasnya.
Sekedar tahu, kedelapan unit sumber air bersih dalam program yang diberi nama, “Bantuan Sarana dan Prasarana Air Bersih Melalui Bantuan Sumur Bor Dalam”.
Dari 8 unit sumur artesis yang dibangun di Maluku, sumur yang sudah rampung di 2 lokasi. Diantaranya, di Negeri Waai dan Benteng Atas yang ditinjau langsung oleh Mercy Barends.
Dalam kunjungan di Negeri Waai, Mercy disambut oleh Raja Negeri Waai, Zeth Bakarbessy. Dalam kesempatan ini, Bakarbessy menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya, mewakili masyarakat negeri Waai atas rampungnya proyek bantuan dari kementerian ESDM ini untuk masyarakat di Negeri Waai.
Dirinya mengakui, di lokasi sumur artesis ini, warga sekitarnya sangat terbantu karena sebelumnya untuk kebutuhan air bersih, warga mereka harus menempuh jarak 1 KM untuk mengambil air bersih.
Olehnya itu, ia katakan, dengan tersedianya sumur ini, ke depan pihaknya telah berencana untuk melengkapinya dengan pipa yang akan dianggarkan melalui Dana Desa, agar dapat dialirkan ke rumah-rumah warga di Negeri Waai untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebanyak 8.000 lebih warga di Negeri Waai atau 2270 KK.
“ Ini akan kita bahas di Musrembangdes, agar kebutuhan pipanisasi ini dapat dibangun untuk melayani kebutuhan air bersih warga di negeri,” tuturnya. (ulin)
