AMBON,MALUKU – Kombes Pol M.Roem Ohoirat, selaku Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Maluku, hadir dalam dialog interaktif aspirasi Maluku yang disiarkan secara live dari salah 1 studio radio pemerintah, di Ambon, Selasa (29/09/2020)
Dengan tema, “Menangkal Kerawanan Saat Pilkada Serentak di Wilayah Maluku, tema yang di usung pada dialog interaktif ini juga dihadiri oleh beberapa narasumber lainnya. Antara lain, Ketua KPU Maluku Syamsul Rivan Kubagun, Marthin Maspaitella yang merupakan Akademisi di Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon dan Amir Faisal Kotarumolas, selaku Pengamat Politik di Maluku.
Sebagai salah 1 narasumber pada dialog interaktif tersebut, Kabid Humas Polda Maluku menyampaikan, berdasarkan pengalaman selama pilkada di wilayah Maluku, potensi kerawanan yang di tetapkan oleh KPU pusat adalah, Kota Tual dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang dianggap rawan.
” Iya, namun pada pelaksanaan pemilu kemarin, Maluku masih termasuk daerah yang paling aman, jika dibandingkan dengan beberapa daerah lain, sekalipun ada sedikit kendala dan masalah. Namun, semuanya dapat diatasi dengan cepat dan baik di lapangan. Hal ini mematahkan data prediksi KPU pusat. Olehnya itu, menjelang pilkada besok kami dari pihak Polri tetap siap dengan melaksanakan deteksi dini dan antisipasi awal hingga proses pencoblosan nanti,” sebutnya.
Selain itu, Kabid Humas juga menyinggung terkait dengan mekanisme penempatan personil Polri. Pada saat pencoblosan nanti, akan diadakan TPS khusus, yang disediakan khusus untuk para personil Polri yang akan ditempatkan pada TPS-TPS yang dianggap rawan, saat pilkada nanti.
” Polri akan tetap siap mengantisipasi segala kerawanan kamtibmas, menjelang hingga saat pelaksanaan pilkada nanti, dengan berkoordinasi dengan pihak TNI, yang ada di daerah tersebut pada saat pilkada,” tegasnya.
Ia menuturkan, di pilkada kali ini, akan jauh berbeda dengan pilkada sebelumnya. Yang mana, selain pilkada yang akan kita lalui nanti, pilkada yang aman juga menjadi pilkada yang sehat, dengan mengikuti standar protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dengan jumlah peserta yang biasanya, setiap TPS maksimal 800 pemilih. Namun, pada masa pandemi ini, pemilih di kurangi menjadi maksimal hanya 500 pemilih saja tiap TPS, dengan tujuan agar menekan tingkat penularan Covid-19, di wilayah yang sedang melaksanakan pilkada.
Hal senada juga di sampaikan oleh Syamsul Rifan Kubangun, selaku Ketua KPU Maluku. Menurutnya, terkait penularan Covid-19 saat ini, maka pentahapan pilkada ke depan agar setiap kontestan dan pendukungnya, dapat mematuhi semua peraturan kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
” Nantinya kan, Polri sebagai aparat keamanan, akan membantu Bawaslu mengawasi proses kampanye hingga pencoblosan, dengan mengedepankan standar protokol kesehatan,” ujar Kubangun
Pada kesempatan yang sama, Akademisi UKIM Ambon, Marthin Maspaitella, mengatakan, suka atau tidak suka beberapa hari lagi masyarakat di 4 kabupaten yag akan melaksanakan pilkada nanti harus memberikan suaranya untuk masa depan daerahnya masing-masing.
Di akhir dialog, Pengamat Politik Maluku, Amir Faisal Kotarumolas juga menyampaikan, pemilu yang baik adalah pemilu yang sejak awal prosesnya sudah disiapkan dengan baik, sehingga menghasilkan pimpinan daerah yang baik pula,” tutup Amir. (CR02_Ismi)
