SULI,MALUKU – Hendrik Lewerissa, Anggota DPR RI sekaligus sebagai Anggota MPR RI, melakukan tatap muka dengan masyarakat Negeri Suli, Sabtu (22/08/2020) di Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Dalam kesempatan tatap muka tersebut, Hendrik yang saat ini duduk di Komisi VI DPR RI, mendengarkan masukan dari masyarakat, terkait masalah yang mereka hadapi.
” Bencana Pandemi Covid-19 ini , menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kehidupan ekonomi, sosial dan politik bagi kehidupan masyarakat. Dampak ini dirasakan oleh seluruh masyarakat di seluruh dunia. Ini bencana global, bukan hanya masalah nasional atau lokal saja tetapi ini masalah dunia,” jelasnya.
Ia mengakui, sebelum terjadinya bencana Covid-19, kondisi Maluku memang masih tertinggal, dibandingkan dengan daerah lain yang lebih maju dan sejahtera. Maluku masih menjadi provinsi termiskin ke-4 di Indonesia. Apalagi dengan adanya bencana covid 19 ini, situasi dan kondisi masyarakat terasa semakin sulit.
Menyoroti kebijakan belajar dari rumah, Hendrik mengungkapkan, menjadi beban yang sangat berat bagi sebagian besar orang tua murid di Maluku. Kendalanya banyak, terutama masalah ketersediaan sarana dan prasarana pendukung, seperti adanya jaringan internet yang terjangkau oleh seluruh keluarga di Maluku, adanya laptop atau minimal harus punya HP android dan harus ada pulsa data. Banyak orang tua yang merasa sangat berat untuk memenuhi kebutuhan itu.
” Untuk daerah yang masuk kategori zona hijau, semestinya proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui pertemuan fisik seperti biasa, asalkan setiap orang diharuskan menggunakan masker dan mengatur jarak aman dalam kelas serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, sebelum masuk ke ruang kelas. Apa bedanya dengan aktifitas Rapat Rapat di DPR dan MPR ? Bertemu secara fisik juga kan ? Saya hadir rapat di Komisi, Badan Legislasi DPR RI dan Badan Pengkajian MPR RI, Saya hadir secara fisik. Namun, kami disiplin menerapkan protokol kesehatan terkait covid 19,” ujarnya.
Terkait bantuan pemerintah kepada masyarakat yang terdampak Covid-19, termasuk kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Hendrik yang juga selaku Ketua DPD Gerindra Maluku ini menyampaikan, bantuan pemerintah tersedia melalui program bantuan yang ditangani oleh Kementerian Sosial serta, Kementerian Koperasi dan UMKM dan Kementerian lainnya. Tinggal warga berkoordinasi dengan pihak pemerintah negeri setempat.
” Bantuan pemerintah banyak, masalah yang sering terjadi adalah soal validitas data. Ada yang layak dan pantas menerima bantuan, namun, namanya tidak tercantum dan sebaliknya ada yang tidak pantas menerima bantuan tetapi namanya ada dalam Daftar Penerima Bantuan Pemerintah. Tetapi hal ini, sifatnya kasuistis saja dan jangan disamaratakan di seluruh Desa atau Negeri,” tuturnya.
Selain itu, pantauan INTIM NEWS, warga Suli juga mengeluhkan soal urusan administrasi kependudukan terkait pengurusan KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga) yang harus dilakukan di Masohi. Menurut warga, mengapa tidak bisa dilakukan di Kantor Camat saja ?
Hendrik yang pada saat itu didampingi oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku Melkianus Sairdekut, Wakil Ketua DPRD Maluku Tengah Herry Haurissa dan Wakil Ketua DPRD SBT Ahmad Voth bersama beberapa Anggota DPRD dari Fraksi Partai Gerindra diantaranya Constansius Kolatfeka dan Helldy Putuhena serta didampingi oleh beberapa fungsionaris DPD Gerindra Maluku, mengatakan lagi, itu ide yang bagus dan akan disampaikan kepada pemerintah Kabupaten Maluku Tengah, melalui Anggota dan Pimpinan DPRD dari Partai GERINDRA.
Dalam kesempatan tatap muka tersebut, Hendrik juga berjanji untuk membantu pengadaan air bersih, melalui pembangunan sumur bor untuk beberapa lokasi di Suli.
” Beta seng mau berikan banyak janji untuk rakyat, lebih baik sedikit janji tetapi dilaksanakan daripada banyak janji tapi tidak pernah direalisasi,” ucapnya dengan dialek Ambon.
Menutup penyerapan aspirasi, Hendrik mengimbau masyarakat untuk tetap semangat dan optimis jalani hidup ini, meskipun masih dihantui oleh bahaya pandemi Covid-19.
” Sudah ada vaksin yang diproduksi di Rusia dan beberapa negara lain, termasuk juga oleh Perusahan Farmasi Nasional di Indonesia. Namun, masih harus melalui tahapan uji klinis, jadi bersabar saja. Yang penting, dalam lorong yang gelap ini, ada cahaya pengharapan yang nampak diujung sana,” imbaunya. (IN06)
