MALRA,MALUKU – Bupati Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), M. Thaher Hanubun, didampingi Ketua dan Sekretaris Tim Gugus Tugas (Gustu), Mohtar Ingratubun juga dr. Katrinje Notanubun, menyambangi setiap lokasi isolasi mandiri yang ditempati pelaku perjalanan di wilayah Malra.
Penyediaan tempat karantina itu sendiri, merupakan inisiatif dan kesepakatan pemerintah daerah (Pemda), bersama pihak ohoi dan warga, dengan memanfaatkan bangunan PAUD, Pasar Ohoi dan rumah milik warga, dalam rangka membantu Pemda mencegah penyebaran Covid-19, Kamis, (02/04/2020).
Pantauan INTIM NEWS, posko karantina mandiri yang dikunjungi antara lain, posko di Ohoi Sathean, Ibra, Wain Raja, Watngon, Abean dan Elar-Let.
Kunjungan Bupati dan tim gustu, datangi setiap lokasi isolasi mandiri dengan membawa sembako, masker dan sejumlah bantuan makanan, serta minuman dan keperluan sehari-hari kepada pelaku perjalanan, yang sebagian besarnya adalah, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia asal Malra.
” Anak-anakku sekalian, terima kasih karena kalian telah mengikuti, mendengar dan membantu pemerintah untuk bertahan di lokasi isolasi mandiri ini. Kita berharap selama 14 hari ke depan, semua baik-baik dan bisa kembali ke rumah masing-masing,” ujar Bupati.
Bupati juga menyampaikan, isolasi mandiri yang dilakukan, tidak hanya dilakukan di Maluku Tenggara, tetapi berlaku juga di seluruh Indonesia.
” Isolasi mandiri yang kita lakukan, jangan dianggap sebagai hukuman. Tetapi, ini merupakan bagian dari prosedur ketetapan (protap) yang harus kita taati dan kita laksanakan dari pusat maupun daerah,” tuturnya.
Sementara itu, pelaku perjalanan Sofyan Renoat, mahasiswa asal ohoi Elar- Let, mengatakan di hadapan Bupati, sejak tiba bersama rekan-rekan pelaku perjalanan lainnya, langsung menjalani isolasi mandiri. Namun, Sofyan bersama saudara mahasiswa lainnya, merasa asing dan tertindas di kampung halamannya sendiri.
” Telah terjadi pro dan kontra di masyarakat. Ada sebagian warga beranggapan, kami ini di isolasi karena sudah tertular virus corona. Sehingga, ada warga yang menolak dan ada yang menerima kami. Ini tentu sangat menggangu psikologis kami,” ungkap Sofyan.
Bupati langsung menanggapinya dengan menyampaikan, himbauan kepada masyarakat Elar-Let.
” Pelaku perjalanan yang datang ke daerah ini, melalui pelabuhan maupun bandara, mereka sudah melalui pemeriksaan oleh petugas pemeriksaan, jadi jangan menganggap mereka membawa penyakit,” tegas Bupati.
Selain itu, Zulaiha Esomar, Mahasiswa Universitas Karolus, Jakarta Pusat yang juga diisolasi di ohoi Abean, mengakui, kebijakan isolasi mandiri yang diterapkan pemerintah, wajib di dukung oleh semua pihak.
” Isolasi mandiri ini, langkah pencegahan yang wajib kita ikuti. Dengan isolasi mandiri , kita telah melindungi diri kita dan keluarga kita, dari menularnya virus corona itu sendiri. Saya juga mengapresiasi perhatian pemerintah daerah kepada kami, para mahasiswa,” akuinya.(INO9)
