MALRA,MALUKU – Lembaga Survei Universal Malra (Maluku Tenggara), beberapa waktu lalu telah melakukan survei dan riset yang berkaitan dengan tingkat kebutuhan utama prioritas masyarakat, di pulau Kei Besar. Survei dilakukan sejak tanggal 1 Februari sampai dengan 6 Maret 2020.
” Kemarin kami turun dan melakukan riset gunakan 200 responden yang kami temui, pada lima kecamatan di wilayah Kei Besar, guna mengetahui tingkat kebutuhan prioritas masyarakat, di wilayah tersebut. Hasil survei dan riset, Kei Besar perlu perhatian serius,” ungkap Rizal Tukloy, Peneliti Lembaga Survei Universal Malra, di Langgur Kamis (12/03/2020)
Tukloy menyatakan, hasil riset yang dilakukan pihaknya, menunjukkan, prioritas dan kebutuhan utama masyarakat Kei Besar adalah akses jalan, listrik, air bersih, jaringan telekomunikasi dan lain-lain.
” Dari 200 kuesioner yang kami wawancarai, diakumulasikan 100 persen menginginkan, jalan Kei Besar harus bagus dan layak sebagai kebutuhan utama yang menjembatani, semua kebutuhan masyarakat dan menjadi multiplay efeck, terhadap semua aspek kehidupan masyarakat di sana,”tandasnya.
Tukloy menjelaskan, ada beberapa masukan dan alasan masyarakat yang berkaitan dengan, akses jalan Trans Lingkar Kei Besar yang kemudian disampaikan oleh responden.
Pertama, sebutnya, masyarakat Kei Besar menginginkan agar paling tidak jalan di Kei Besar, sama dengan yang ada di daratan Kei Kecil. Dengan adanya akses jalan, masyarakat dengan mudah melakukan silaturahim antar sesama desa/kampung maupun kampung yang lain. Sekaligus, menjawab rentang kendali dan mempermudah berbagai urusan dari desa ke ibu kota kecamatan, berjalan normal dan lancar.
Selain itu, dirinya membeberkan, adanya akses jalan, tentunya membantu memberdayakan potensi laut dan darat, sebagai sumber daya alam untuk menjawab peningkatan pertumbuhan perekonomian masyarakat Kei Besar. Karena, kutipnya atas pertanyaan masyarakat, bagaimana kami masyarakat dapat melakukan hubungan silaturahim dan interaksi sosial, ekonomi dan lain sebagainya, sementara akses jalan begitu sulit dan tidak efektif. Ini masukan yang disampaikan masyarakat, ketika kami melakukan wawancara.
” Dari 200 responden yang kami dapatkan, baik masukan dan alasan, hampir semuanya menjawab hal yang sama. Yakni, seratus persen masyarakat Kei Besar menginginkan akses jalan sebagai kebutuhan prioritas mereka,” beber Tukloy.
Kedua, Tukloy menuturkan, persoalan listrik. Untuk kebutuhan listrik 100 persen, masyarakat juga menginginkan listrik 1X 24 jam nyala. Alasan yang disampaikan pada saat kami melakukan wawancara, masyarakat Kei Besar juga menginginkan adanya keadilan, sebagaimana yang sudah di nikmati oleh masyarakat di Pulau Kei Kecil.
” Alasan masyarakat, ada hajatan-hajatan yang dilakukan pada siang hari sangat bergantung pada kebutuhan listrik. Sehingga, kami masyarakat tentu sangat mendukung listrik 24 jam, sebagai faktor prioritas utama kami di wilayah pulau Kei Besar. Inilah tuntutan mereka yang harus menjadi perhatian dan dapat sesegera mungkin diakomodir pemerintah,”katanya.
Lanjut disampaikan, selain jalan dan listrik, masyarakat juga menginginkan adanya kebutuhan air bersih. Kebutuhan dan presentase masyarakat, terhadap kebutuhan air bersih mencapai 56 persen. Memang, ada beberapa desa yang sudah menikmati layanan air bersih sehingga, saat kami melakukan wawancara kurang mendapat respon. Kecuali, Kei Besar Selatan Barat yang memang sangat membutuhkan pelayanan air bersih.
Tukloy katakan lagi adalah, kebutuhan masyarakat terhadap akses jaringan telekomunikasi dan sekitar 80 persen masyarakat, menginginkan hal tersebut.
” Alasan yang disampaikan, untuk menjawab rentang kendali komunikasi dan informasi. Karena dengan jaringan telekomunikasi, dapat membantu masyarakat mengetahui berbagai perkembangan, lebih khusus komunikasi antar keluarga baik kepada anak, saudara dan family yang ada di dalam dan luar daerah, masih kesulitan dalam mengakses jaringan telekomunikasi,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, kebutuhan lainnya yang juga menjadi tuntutan prioritas masyarakat Kei Besar, yakni, masyarakat meminta adanya perlakuan BBM satu harga. Kei Besar adalah bagian dari Kabupaten Malra yang harus mendapatkan perlakuan yang sama, soal BBM satu harga.
Akuinya, masyarakat menginginkan sama dengan yang dirasakan masyarakat di Kei Kecil, misalkan harga minyak tanah per liter Rp 4000 di Kei Kecil, dapat berlaku sama juga di Kei Besar. Karena yang terjadi ada selisih harga minyak tanah berkisar Rp 2000 – 3000 per liternya. Begitu pun dengan bensin dan BBM lainnya.
” Harapan masyarakat Kei Besar, agar pemerintah turut membantu untuk menstabilkan harga BBM satu harga tersebut. Atas berbagai persoalan dan ungkapan masyarakat, kiranya menjadi perhatian pemerintah. Dan masyarakat tentunya, tetap memberikan dukungan penuh kepada pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tenggara, untuk mewujudkan berbagai program pembangunan di Malra, lebih khusus di pulau Kei Besar,” tuturnya. (IN-09)
