Agama

Jemaat GPM Nehemia Gelar Sidang ke-36

AMBON,MALUKU – Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Nehemia, menggelar Persidangan Jemaat ke 36 pada Minggu (16/02/2020). Dengan tema ” Allah Kehidupan, Tuntunlah Kami Untuk Membela dan Merawat Kehidupan dan Sub Tema “Bersama Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Alam Semesta Sebagai Panggilan Iman Menghadapi Tantangan Zaman Dalam Kehidupan Bergereja, Masyarakat dan Bernegara.

Sebelum persidangan, diawali dengan ibadah minggu yang dipimpin Pendeta Mahulete yang mendasari Khotbahnya dari Alkitab Perjanjian baru, I Yohanes 3:11-18.

IMG-20200216-WA0107

Menurut Mahulete, kasih tidak hanya lipsing belaka, melainkan harus terwujud dan tercermin dalam kehidupan nyata. Karena Tuhan tidak melihat berapa banyak kita beribadah, doa yang bagus, rajin baca firman tetapi yang Tuhan lihat adalah, ketulusan hati yang sungguh saat memberlakukan kasih kepada sesama.

Untuk itu, sebutnya, persidangan jemaat bukanlah untuk mengadu argumentasi atau saling menuding mana yang benar namun, persidangan jemaat adalah satu kesempatan untuk bagaimana menemukan kesepakatan dan keputusan bersama yang di bentuk melalui saling memberi dan menerima, di dalam Tuhan.

Selain itu pada kesempatan yang sama, Ketua Majelis Jemaat GPM Nehemia, Pendeta F Metekohy dalam arahannya mengatakan, persidangan jemaat GPM Nehemia ke 36 merupakan pertanggung jawaban iman dari Jemaat Nehemia.

Dirinya mengaku, persidangan jemaat merupakan sidang pertama baginya sejak 2 Juli 2019 lalu.

IMG-20200216-WA0108

Meski demikian, kata Metekohy, komitmen untuk menuntaskan berbagai persoalan dalam persidangan harus dilakukan dengan tuntas tidak ada sisa.

Namun kata Metekohy, menyadari kekurangan dan ketidaksempurnaan baik Pendeta, Majelis Jemaat dan perangkat pelayan yang bertanggung jawab dalam pekerjaan Tuhan ini, agar bersama-sama saling membuka diri satu dengan yang lain, untuk saling menopang dan menggumuli segala program yang ditetapkan agar dapat terlaksana dengan baik.

” Jadi pergumulan kita tidak terlepas dari tema dan sub tema yang mengharuskan kita semua, untuk bagaimana memberikan kontribusi yang baru, yang berbobot sebagai perjalanan dalam periodesasi yang baru,” kata Metekohy

Sementara itu, Ketua Klasis Pulau Ambon, Riko Likumahu mengatakan, bekerja dalam pekerjaan Tuhan bukan tanpa masalah, tetapi penuh dengan tantangan dan masalah. Karena tanpa disadari, masalah yang akan membuat gereja hidup. Maka itu kata Likumahu, gereja membutuhkan setiap orang yang sukarela untuk melayani dan dapat berkembang. Hal ini penting karena kesukarelaan itulah yang akan membentuk pribadi gereja yang lebih baik.

IMG-20200216-WA0110

” Dalam kaitan dengan tema dan sub tema kita, dapat melihat tindak kekerasan sangat tinggi. Bukan hanya itu, narkoba, sex bebas bahkan tawuran juga meningkat. Maka, hal ini bagaimana menjadi tanggung jawab gereja untuk menopang dalam program yang disusun, guna meminimalisir berbagai tindak pidana yang dapat menghancurkan kehidupan anak-anak Tuhan,” kata Likumahu.

Sementara itu, Camat Nusaniwe dalam sambutannya yang diwakili Ibu Meiske Latuputy, memberikan apresiasi untuk pelaksanaan Persidangan Jemaat karena persidangan, merupakan momen penting dalam sebuah pelayanan. Untuk itu, sangat diharapkan semua pola pikir terbaik dapat tertuang dalam sebuah kesepakatan demi kelancaran pekerjaan Tuhan ke depan.

” Saya juga berterima kasih atas partisipasi jemaat karena selalu mendukung program pemerintah selama ini,” katanya sembari berharap, kebersamaan yang kuat dalam sebuah langkah pelayanan, demi kemuliaan nama Tuhan akan terus terjaga, ketika kita semua memiliki komitmen kuat untuk bagaimana menjadikan seluruh jemaat, khususnya anak muda gereja untuk memiliki karakter SDM yang kuat dalam menantang arus kehidupan masa kini. (CR02)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top