MALRA,MALUKU – Ketua Komisi I DPRD Provinsi Maluku, Amir Rumra, melakukan peninjauan langsung ke lokasi jembatan gantung Wear Fair Kota Tual, pasca ambruknya jembatan gantung yang menghubungkan Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dan Kota Tual.
Rumra mengakui, sudah dua kali melakukan kunjungan untuk melihat langsung sejauh mana proses kelanjutan pembangunan jembatan ambruk tersebut. Ia menjelaskan, selaku legislator, pihaknya tetap melakukan pengawasan. Rumra, juga menyayangkan kelalaian kontraktor hingga menyebabkan ambruknya jembatan tersebut.
” Catatan untuk kontraktor agar benar-benar menjadi perhatian karena persoalan perbaikan itu, hal yang biasa tetapi, kembali kerinduan masyarakat yang butuh melewati jembatan ini, pada akhirnya jadi terhambat. Dari aspek pelayanan publik, tentu ini sangat terganggu. Memang benar, kontraktor tetap bertanggung jawab tetapi tetap saja masyarakat dirugikan,”ujar Rumra di lokasi ambruknya jembatan, di Langgur (18/01/2020).
Pasalnya, akibat kelalaian kontraktor, Jembatan Gantung Wear Fair yang sudah mencapai 80 persen itu kembali putus dan ambruk ke laut , pada Selasa (14/01/2020)
Untuk itu, Rumra meminta keseriusan dari kontraktor, konsultan pengawas, pihak Balai Jalan dan Kejaksaan, agar melakukan pengawasan yang ketat terhadap proses kelanjutan pekerjaan jembatan Wear Fair, sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi. Karena pada intinya, masyarakat menginginkan proses pembangunan dapat segera diselesaikan.
” Dari hasil pengawasan yang kita lihat di lapangan, ternyata sleng yang di gunakan sudah lama dan berkarat. Selain itu, ukuran besi sleng juga sangat kecil sehingga tentu, tidak mampu menahan bobot jembatan. Hal ini seharusnya jadi perhatian kontraktor karena, pekerjaan yang kita harapkan selesai sesuai waktu yang ditargetkan, namun akibat kelalaian kontraktor akhirnya jadi lebih lama, otomatis masyarakat juga yang di rugikan,” sesalnya.
Rumra menambahkan, kelanjutan pekerjaan jembatan Fair masih menjadi tanggungjawab kontraktor. Ia juga menyatakan , agar rangka jembatan yang tercebur ke dalam laut agar di ganti dengan rangka baja yang baru karena, sudah terinteraksi dengan air asin yang pasti rentan dengan kekuatan baja itu sendiri.
” Hasil kroscek di lapangan saat ini ada tahapan pekerjaan , mengangkat rangka yang jatuh ke laut. Mudah – mudahan, proses pekerjaan selanjutnya dapat berjalan lancar , sesuai dengan apa yang disampaikan pihak kontraktor (Anderias Rentanubun-red),”
tandasnya.
Anggota Legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera ini katakan, sejarah proses pembangunan jembatan gantung Fair, sudah menjadi perhatian sejak dirinya menjadi anggota legislatif tahun 2015 sampai 2017, dengan terus menyuarakan anggaran pembangunan jembatan tersebut. Baru di tahun 2019, di danai oleh Balai Jalan Provinsi. Untuk itu, dirinya menekankan pentingnya keseriusan dan perhatian berbagai pihak.
” Memang sejak awal pembangunan terkendala, dengan adanya pencegahan dari warga desa Letman, di tambah dengan putusnya jembatan ini tentu, akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan. Untuk itu, Saya harapkan agar kontraktor punya perhatian khusus untuk menyelesaikan pekerjaan ini,” tandasnya.
Sementara itu, kontraktor pelaksana yang juga mantan Bupati Malra. Ir. Anderias Rentanubun, mengakui, saat ini proses pengangkatan rangka jembatan sudah mencapai 40 persen.
Ditanya soal kesulitan yang dihadapi saat proses pembongkaran rangka jembatan. Andrerias, mengakui, faktor alam seperti angin, di tambah arus yang cukup kuat menyebabkan pekerja mengalami kesulitan untuk membongkar bagian per bagian, dari rangka jembatan tersebut. Selain itu, selaku kontraktor pelaksana yang bertanggung jawab, pihaknya akan mengganti seluruh bagian rangka yang tercebur.
” Saat ini, kita sudah memesan rangka baja baru untuk mengganti seluruh bagian rangka yang rusak dan terendam air asin dan mungkin kita baru bisa dapat rangka yang baru itu satu setengah bulan ke depan, paling lambat bulan Maret , baru bisa sampai di sini karena pengerjaannya di Jakarta,” ungkapnya.
Dirinya menuturkan, untuk penambahan waktu pekerjaan sesuai Permen, ada waktu 90 hari dan dari sisa waktu yang ada, ia memastikan jembatan pasti bisa selesai di kerjakan.
Disinggung soal kunjungan staf Kementerian PUPR ke jembatan tersebut, mantan bupati yang akrab disapa Andre ini menjelaskan, kedatangan mereka untuk memberikan instruksi- instruksi dalam rangka proses percepatan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.
” Kita juga sudah buat schedule percepatan penyelesaian pekerjaan. Intinya, Saya siap bertanggungjawab menyelesaikan pekerjaan ini, berapapun biayanya, Saya siap,” pungkasnya meyakinkan. (IN-09)
