MOA,MALUKU – Kimdavid Markus, salah satu bakal calon wakil bupati Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) periode 2020-2025 mengakui, sewaktu dirinya mendaftar di DPW Partai Nasdem, sempat menegaskan, hanya ingin berpasangan dengan petahana Benyamin Thomas Noach selaku incumbent.
Menurutnya, karena petahana berpeluang menang dan saat saya belum turun ke masyarakat dan belum mengikut serius, persoalan hukum petahana yang tengah bergulir , di Kejaksaan Tinggi Maluku.
Namun, sebutnya, setelah mengikuti perkembangan proses yang ada, Saya berpandangan terbalik . Saat itupun, dalam pernyataan saya, kendati berharap berpasangan dengan petahana, sebagai aktifis politik dan petarung politk, saya begitu mencintai MBD.
” Menurut informasi yang Saya dapati, prosesnya sedikit mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Saya tidak menutup komunikasi politik dengan kandidat lain, untuk ikut maju dan bertarung , dalam perhelatan pilkada pada September nantinya,” ungkap Kim, kepada INTIM NEWS, Selasa sore (21/01/2020).
Selain faktor di atas tadi, dia akui, hal yang melatar belakangi sikap Saya untuk tetap ikut berproses yakni, Saya melihat antara kubu yang pro Odie Orno dan kubu yang pro Noach, telah terjadi turbelensi politik besar dengan serang- menyerang. Bahkan, konfliknya sudah merasuk hingga konflik pribadi, dengan memunculkan kasus DAMKAR yang diduga melibatkan Odie Orno ini pun, terkesan ada pihak tertentu yang ikut mendorongnya.
” Bagi Saya ke depannya, tidak akan membawa dampak kedamaian di atas bumi Kalwedo. Saya merasa penting untuk mengajak seluruh rakyat MBD, untuk melahirkan pemimpin baru yang tidak terkontaminasi kepentingan emosional kelompok atau pribadi, yang pada gilirannya, rakyat bahkan ASN menjadi korban sempurna. Hal ini secara tidak langsung, akan mencabik-cabik rasa persaudaraan di bumi kalwedo, bila kelak salah satu di antara kelompok atau kubu ini, menjadi pemenang pada perhelatan pilkada nantinya,” ujarnya.
Sebut dia lagi, selain proses hukum di atas , dalam perkembangan pemerintahan di masa Noach, tidak jauh lebih buruk dari pemerintahan sebelumnya. Misalnya, tugas pertama Noach setelah dilantik, kembali ke MBD pada hari tugas pertama mesti yang di lakukan adalah recovery besar-besaran dalam lingkup pemerintahan, bukan melakukan mutasi besar- besaran.
” Sikap ini, tidak lazim karena sikap menuju penguatan pondasi politis, bahkan bukan sikap pelayanan. Belum lagi soal kelangkaan BBM di kota Tiakur yang per liternya, mencapai angka Rp50ribu per liter dari informasi media beberapa hari lalu,” ujarnya.
Selain itu, Kim katakan lagi, ada hal yg cukup menarik juga yakni, saat pemakaman anggota DPRD 3 periode hingga pemakaman almarhum Kabag Hukum beberapa hari lalu, Bupati tidak berada di tempat selaku kepala pemerintahan. Tetapi, berada di Jakarta yang menurut sumber- sumber terpercya, Bupati sedang sibuk mengurusi rekomendasi partai untuk menuju ambisi politiknya yakni, menciptakan pertarungan tunggal atau melawan kotak kosong.
” Satu hal lagi yang cukup serius namun, dilupakan dan hampir luput dari perhatian seluruh rakyat MBD yakni, adanya semacam upaya sistematis dari Bupati untuk tidak memproses wakil bupati antar waktu, sebagaimana amanat Undang-Undang yang mengamanatkan bupati didampingi oleh seorang wakil bupati, dalam menjalankan fungsinya,” ungkap Kim.
(IN06)
