Berita Pilihan Redaksi

Kabupaten Aru Dalam Keadaan Kritis

AMBON,MALUKU – Sempat menjadi tim sukses pasangan Bupati dan Wakil Bupati Johan Ngonga dan Muin Sogalrey pada pilkada Kabupaten Kepulauan Aru tahun 2015 lalu, kali ini Timotius Kaidel memilih maju melawan petahana, lantaran visi dan misi hingga hampir berakhirnya periode pertama keduanya, tidak ada implementasinya kepada masyarakat Aru.

Menurut Timotius, saat ini kabupaten Jargaria tersebut berada dalam keadaan kritis. Hal ini disampaikan bakal calon bupati Aru periode 2020-2025 ini, usai mengikuti Fit and Propert Test susulan di Kantor Sekretariat DPD Gerindra Maluku, Selasa (07/01/2020) yang terletak di kawasan Negeri Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.

” Pilkada kali ini, Saya maju dengan judul itu Save Aru. Kenapa Save Aru? Aru sudah dalam keadaan kritis sebenarnya. Infrastrukturnya kritis, sumber dayanya kritis, manusianya kritis, kesehatannya kritis. Artinya, harus ditolong,” bebernya.

IMG_20200107_163304

Bakal calon yang berprofesi sebagai kontraktor ini, mengakui, ada 2 alasan dirinya maju melawan petahana.

Sebut dia, dengan sumber daya dan bakal-bakal calon yang ada sekarang, kita tidak ada potensi untuk melawan petahana. Pertama itu, menyangkut finansial. Finansial menjadi batu sandungan besar untuk anak-anak Aru yang mampu untuk bertanding di pilkada-pilkada seperti ini.

Yang kedua, ungkapnya, petahana sekarang kenapa Saya lawan dia? Karena tidak ada implementasi daripada visi misi yang kemarin di 2015.

” Kita sebagai tim sukses kemarin dengan gagasan , kita yang menyusun tentang visi misinya. Kita merasa malu terhadap masyarakat Aru karena apa yang kita kampanyekan 2015 kemarin, hampir 99,99 persen, itu tidak terealisasi dan tidak representatif dari visi misi yang kita buat,” akuinya.

Sementara itu, jelasnya lagi, branding topic dari visi misi kemarin tahun 2015 adalah, kita buat karena dia (Johan Ngonga-red) dokter. Jadi, kita pakai branding topic Sehat Negeriku Cerdas Rakyatku.

” Oleh karena itu, kita sebagai penanggungjawab , ini menjadi dosa kita bersama di 2015. Makanya dengan niat itu, cita-cita yang tidak tercapai, Saya maju di pilkada ini,” ujarnya.

Timotius membeberkan, ini salah satu kegalalan Bupati yang sekarang. Selain itu, bukan Saya dendam tetapi tujuan ingin membangun daerah. Pasalnya, dari 11 kabupaten/kota yang ada di Maluku, Kabupaten Aru paling tertinggal.

IMG-20200107-WA0052

” Bukan seperti orang di Dobo, bilang Saya dendam atau sakit hati. Ini bukan dendam, ini tujuan Saya ingin membangun daerah. Aru itu tidak tahu arahnya mau kemana? Dari 11 kabupaten/kota di Maluku, Aru paling tertinggal,” katanya.

Misalnya, sebut dia, jalan yang baru dibangun dari tahun 2005 baru 7 km. 1 kabupaten dengan 7 km. Bagaimana kita mau menata kota itu dengan baik. Sampah berserakan. Kota Dobo itu, sebagai kota induk kabupaten kepulauan Aru. Aru menciptakan perumahan kumuh terbanyak untuk Maluku.

” Kalau ada orang dari luar ke sana, itu kabupaten terjorok. Ini bukan membuka aib kita punya daerah. Tetapi sebenarnya, ini harus ada transparansi. Kalau ini tidak diselamatkan, siapa lagi yang mau selamatkan? Kalau ini dipertahankan, Saya tidak maju dan Saya tidak lawan dia, dia akan jadi bupati kedua kali. Dan, keadaan ini terus berjalan seperti ini. Untuk itu, semangat jadi acuan dan cambuk dalam pikiran Saya harus maju. Saya tidak punya basic . Saya kontraktor. Saya lebih nyaman jadi kontraktor, tetapi Saya harus berkorban untuk hal ini. Menang ataupun kalah. Tetapi, harus demi kepentingan orang banyak dan kepentingan daerah, Saya tidak mungkin mati di Jawa. Saya mati di Aru dan Saya harus menikmati Aru itu,” ungkap Timotius. (IN06)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top