Kota Tual

Kontraktor Akui, Putusnya Jembatan Penghubung Dusun Fair Kelalaian Pihaknya

MALRA,MALUKU – Warga Dusun Fair harus menunggu lebih lama lagi untuk menikmati aktivitas penyeberangan, melewati jembatan gantung yang menghubungkan dusun tersebut dengan kabupaten Maluku Tenggara (Malra). Pasalnya, proses pembangunan jembatan gantung yang sudah mencapai 80 persen itu kembali putus, pada Selasa (14/01/2020).

Pantauan INTIM NEWS, putusnya jembatan gantung itu disebabkan oleh putusnya salah satu kabel (sleng) penahan jembatan pada bagian kanan dan beruntung saja karena putusnya jembatan tersebut, tidak sampai memakan korban.

Kontraktor yang juga mantan Bupati Malra Ir. Anderias Rentanubun, mengakui , putusnya jembatan gantung tersebut merupakan bagian dari kelalaian pihaknya.

Anderias Rentanubun - Kontraktor

Anderias Rentanubun – Kontraktor

” Ini bagian dari kelalaian pihak kami karena yang harus di pasang itu kan, nggak di pasang. Tetapi pekerja ingin untuk bisa cepat, jadi hitungan mereka (pekerja) dengan wairop dan sleng yang ada itu masih bisa, tetapi yah namanya perhitungan manusia, bisa di luar dugaan,” akui Anderias.

Dirinya menerangkan, dalam proses pekerjaan dan sambil menunggu waerop baru, pekerja sudah memasang sleng untuk menahan sementara, agar pekerjaan bisa terus berjalan dan ternyata sleng itu putus.

” Secara teknis bangunan utamanya tidak ada masalah dan sudah sesuai spek. Cuma karena waeropnya tidak sesuai dengan yang semestinya dan itu besok baru tiba, dengan kapal Tidar,” ungkapnya.

IMG-20200114-WA0052

Lanjut disampaikan olehnya, robohnya jembatan gantung tersebut, juga telah di informasikan ke pihak provinsi Maluku dan untuk mengangkat kembali rangka jembatan yang tercebur ke dalam laut, diperlukan waktu sekitar dua minggu dengan menggunakan pelampung dari drum, untuk bisa mengambang dan dilakukan proses pekerjaan selanjutnya.

” Target kita harus selesai lebih awal. Tetapi kondisi sejak awal pekerjaan, ada pencegahan dari pihak masyarakat Desa Letman, kurang lebih dua bulan. Ditambah dengan putusnya jembatan ini tentu, akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan,” tandasnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, selain Anderias, terlihat Wakil Wali Kota Tual Usman Tamnge dan Kapolres Malra AKBP Indra Fadillah Siregar turun melakukan peninjauan ke lokasi ambruknya jembatan.

Wakil Wali (Wawali) Kota Tual Usman Tamnge, saat dimintai tanggapan terkait putusnya jembatan gantung itu mengatakan, Pemerintah Kota Tual sangat menginginkan pembangunan jembatan bisa cepat selesai untuk aktifitas masyarakat dusun Fair yang sudah lama merindukanya. Tetapi sayang sekali karena faktanya, jembatan ini kembali ambruk.

Usman Tamnge - Wakil Wali Kota Tual

Usman Tamnge – Wakil Wali Kota Tual

“Sebenarnya jika kita melihat struktur yang ada, kita harapkan pertengahan tahun ini masyarakat sudah lalu lalang. Tetapi terjadi seperti itu, kita mau bilang apa? ini satu musibah,” ungkap Wawali.

Wawali menjelaskan, setelah melakukan komunikasi dengan pihak kontraktor dan pengerja, struktur jembatan yang ambruk segera akan di angkat, dengan cara beliau (Anderias Rentanubun-red) . Nanti kita lihat ke depannya seperti apa?.

” Kami sangat menginginkan kalau bisa , secepat mungkin dan kita kembalikan ke upaya-upaya oleh pihak pemborong, dalam menyelesaikannya. Harapan kita, proyek ini cepat selesai dan dimanfaatkan oleh masyarakat terutama masyarakat Fair,” pungkasnya sembari berharap.

Diketahui, pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan Dusun Fair dan kabupaten Malra dibangun dengan anggaran APBN tahun 2019, sebesar Rp. 6.285.097.000,-. Nomor Kontraknya, HK.02.03/ Bb.16/4987676. 3.1/APBN/2019/03. Selaku kontraktor pelaksana yakni, CV Keramik Jaya dan Konsultan Pengawas, PT. Yodya Karya. (IN-09)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top