Agama

Wamenag RI : Seni Qasidah Diharapkan Ikut Perkembangan Jaman

AMBON,MALUKU – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Republik Indonesia (RI), Zainud Tauhit berharap, seni qasidah mengikuti perkembangan jaman. Hal ini diungkapkan dirinya, saat menyampaiakn sambutan pada Pembukaan Lomba Pemilihan Duta Qasidah Tingkat Nasional XXIV di Kota Ambon, Senin (25/11/2019) tepatnya di Lapangan Tahapary, Tantui.

IMG-20191126-WA0030

” Kami berharap, seni qasidah salah satu kesenian yang hari ini kita lombakan, mudah-mudahan terus mengikuti perkembangan jaman. Nilai-nilai seni qasidah harus dikembangkan melalui kolaborasi dengan alat musik modern. Tetapi juga, tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi yang menjadi kekuatan dari seni qasidah itu sendiri,” kata Wamenag.

Dirinya menilai, musik jadi pengikat bagi rakyat Indonesia untuk menjaga identitasnya sebagai masyarakat tanah air yang kaya akan keberagaman, baik suku, agama, adat, bahasa dan budaya.

Menurutnya, identitas kebudayaan atau yang menjadikan Indonesia bisa dibangun melalui musik, yang diterjemahkan dalam bahasa agama dan harusnya menjadi relevan dan tidak ada kata usang.

IMG-20191126-WA0023

” Musik merupakan anugerah yang terindah dari Tuhan Yang Maha Esa, yang harus kita kembangkan, kita eksplore, sehingga menjadi sebuah kekuatan yang bisa mempersatukan seluruh rakyat Indonesia, dalam berbagai keberagaman, kebhinekaan dan ke Indonesiaan,” sebutnya.

Perkembangan kesenian qasidah, tutur Wamenag, pada kesempatan kali ini di kota Ambon manise, akan diikuti festival dengan cara masih mempertahankan keasliannya. Untuk itu, Saya memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Acara Pembukaan Lomba Pemilihan Duta Qasidah Tingkat Nasional XXIV Tahun 2019 Di Kota Ambon, Senin (25/11/2019)

Acara Pembukaan Lomba Pemilihan Duta Qasidah Tingkat Nasional XXIV Tahun 2019 Di Kota Ambon, Senin (25/11/2019)

Sedangkan pada kesempatan yang sama,Tarmizi Tohor selaku Ketua Umum (Ketum) Lembaga Seni Qasidah Indonesia (Lasqi) menyanpaikan, ada 2 hal yang dapat kita petik dari penyelenggaraan kegiatan ini.

Pertama, jelas Tarmizi, mewujudkan jalinan silaturahim, ukhuwah yang dapat mempererat persaudaraan , rasa persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia. Kedua, sebagai ruang ekspresi dan tolak ukur capaian prestasi, selama kita giat menekuni qasidah dan seni musik Islam lainnya.

” Tentu saja, hal utama yang penting dan utama yaitu memperkokoh ukhuwah kita berorganisasi, dalam lingkup yang lebih luas dan memperkuat cita-cita rasa nasionalisme kita dalam berbangsa dan bernegara. Pribahasa mengatakan, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh yang berarti, hanya dengan persatuan dan kesatuan, segala halangan dan rintangan dapat kita atasi bersama, bergotong-royong kita bisa membangun dan melangkah maju, dengan penuh keyakinan akan keberhasilan,” ajaknya.

Tarmizi Tohor - Ketum LASQI

Tarmizi Tohor – Ketum LASQI

Hal kedua, ungkapnya, sebagai ruang ekspresi dan capaian prestasi setelah sebelumnya kita dengan susah payah dan penuh semangat, berlatih dan berlatih dalam mengembangkan seni qasidah dan musik islami lainnya.

Artinya, akui dia, hal ini lebih kita tempatkan sebagai agenda refresing atau penyegaran. Karena itu , gelar juara merupakan akibat bukan tujuan, sebab jika juara menjadi tujuan maka banyak hal-hal yang mungkin membawa dampak negatif. Namun, kita lebih mengutamakan jalinan persaudaraan maka gelar juara adalah akibat .

” Yang Saya maksudkan, tampil dengan baik maka akibatnya kita menjadi sang juara. Dan lebih banyak dampak positifnya, dalam mengembangkan seni qasidah yang kita cintai,” tandasnya. (CR01)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top