TIAL,MALUKU — Korban gempabumi terdampak di beberapa kecamatan di kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Seram Bagian Barat (SBB) dan Kota Ambon, memerlukan dukungan psikososial lebih lama, mengingat gempa terjadi berulang-ulang sejak 26 September 2019 sehingga, meninggalkan trauma terhadap para korban. Hal inilah yang mendorong Perempuan Bangsa, untuk mengadakan trauma healing dengan mewarnai bersama anak-anak korban gempa bumi, Kamis (24/10/2019).
“ Mereka membutuhkan dukungan psikososial lebih lama, karena gempa terjadi berulang-ulang,” kata Ketua Perempuan Bangsa, Siti Mukaromah, di lokasi pengungsian di Desa Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Malteng.
Pada kesempatan tersebut, Erma yang juga Anggota DPR RI dari Fraksi PKB ini, bernyanyi bersama anak-anak dan turut dalam kegiatan mewarnai.
Menurutnya, dunia anak-anak adalah dunia bermain sehingga, jangan sampai kondisi bencana dan lokasi pengungsian menghapus keceriaan mereka dalam bermain.
Selain mewarnai dan bermain bersama, badan otonom Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menyalurkan bantuan yang bertujuan, memberikan dukungan psikososial terhadap korban gempa. Bantuan tersebut antara lain, anek mainan anak-anak, buku dan alat mewarnai, buku dongeng dan cerita pendek, serta boneka.
” Bahan makanan, terpal, karpet, pembalut wanita, pampers, susu, makanan bayi dan balita, makanan instan tetap kita sampaikan,” lanjutnya.
Diketahui, bantuan diserahkan di Posko Pengungsian di tiga negeri yakni, Negeri Liang, Tial dan Tulehu yang berlokasi di Kecamatan Salahutu, Malteng. Tiga negeri ini mengalami kerusakan cukup parah, sebagian besar rumah mereka rata dengan tanah sehingga, mereka harus berada di lokasi pengungsian. Di negeri Liang, misalnya, lokasi ini ditinggali sekitar seribu pengungsi lebih.
Fikri (10 tahun) salah seorang pengungsi di Tial menuturkan, dirinya sangat senang dengan aktivitas mewarnai. “Seru, saya suka warna biru,”ujarnya. Tidak hanya anak-anak dalam aktivitas ini , orang dewasa ikut mewarnai bersama dengan anak-anak.
Erma menambahkan, melihat respon masyarakat yang sangat senang, menikmati dan antusias, ke depan Perempuan Bangsa akan memasukkan program Pelatihan Kader Tanggap Bencana.
“ Selesai memberikan bantuan biasanya sudah sampai disitu saja, padahal korban ini sangat rentan terhadap trauma. Perempuan Bangsa akan berperan dalam mendampingi para korban, sebagai bentuk pengabdian kita kepada masyarakat,” tuturnya.
Selain mewarnai, kegiatan pelatihan trauma healing juga dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan mendongeng atau story telling, bermain bersama dan lain-lain. Sebab, Indonesia secara geografis memiliki resiko terhadap terjadinya bencana alam, seraya Erma juga mengingatkan untuk terus menjaga kelestarian alam. (IN06)
