MALRA,MALUKU – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Maluku Tenggara( Malra) , yang di nahkodai Mohammad.A.Hanubun, menggelar diskusi Perempuan Kei, dengan mengusung tema “Potret Nen Dit Sakmas Masa Kini”. Diskusi tersebut , sebagai bentuk dukungan dan sinergitas DPD KNPI Kabupaten Malra, dalam mendorong program dan mensukseskan rencana pemerintah daerah, dalam rangka napak tilas sekaligus Deklarasi dan Penetapan Hari Nen Dit Sakmas, yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 September 2019 nanti.
Diskusi Perempuan Kei tersebut, di bagi dalam lima sesi materi, sejarah Adat dan budaya, hukum, pendidikan, ekonomi dan sosial politik, dengan para narasumber perempuan Kei masa kini diantaranya, Petrenola Savsavubun yang menjabat Kadis Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Malra, Dr. Cenny Putnarubun Dosen Politeknik Perikanan Negeri Tual, Maimuna Renhoran Aktivis Perempuan), Tresel Let-Let Komisioner KPU Kota Tual dan Dra. Fransiska Jaftoran Guru SMA Saka Langgur, serta melibatkan organisasi wanita, mahasiswi dan siswi SMU Kabupaten Malra.
Ketua DPD KNPI Malra, Mohammad .A. Hanubun, ditemui awak media usai giat menyampaikan, diskusi ini merupakan program dari bidang perempuan dan perlindungan anak DPD KNPI Malra yang juga memboboti penetapan dan deklarasi hari Nen Dit Sakmas, yang dipelopori oleh Pemkab Malra. KNPI hadir dan berperan aktif, guna menyukseskan kegiatan tersebut.
” Diskusi ini juga merupakan penguatan bagi perempuan-perempuan Kei, dalam melihat berbagai persoalan tentang perempuan, dalam aspek hukum serta tatanan sosial politik, adat dan budaya. Karena Perempuan Kei, memiliki potensi dan kemampuan dalam mendorong pembangunan di Maluku Tenggara,”ungkapnya di Langgur , Senin (02/09/2019).
Menurutnya, perempuan Kei sendiri sudah banyak bergerak di berbagai bidang di daerah ini, namun melihat perkembangan saat ini, budaya Kei mulai terkikis oleh perkembangan globalisasi dan moderenisasi saat ini.
” Lewat diskusi ini, banyak persoalan-persoalan yang sudah kita bahas dan ini sebagai upaya melestarikan budaya kita dalam hal nilai-nilai luhur yang telah diwariskan Nen Dit Sakmas kepada kita dan yang utama harkat martabat seluruh perempuan yang ada di tanah Kei ini , wajib dan perlu kita jaga dan kita hormati,” tuturnya.
Mohan menambahkan, hasil dari diskusi ini sendiri, kami DPD KNPI Malra akan membentuk satu forum perempuan, untuk melihat persoalan-persoalan perempuan di daerah ini, seperti perempuan yang mengalami pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan lainnya.
Sementara itu, Petrenola Savsavubun sebagai narasumber sekaligus tokoh Perempuan Kei, mengawali paparannya, menyampaikan apresiasi kepada Ketua dan Pengurus DPD KNPI Malra, yang sudah menggagas diskusi tersebut.
Dikatakannya, Nen Dit Sakmas adalah tokoh perempuan Kei, yang mempersatukan masyarakat kepulauan Kei sekaligus menetapkan hukum adat Larvul Ngabal. Salah satu Hukum adat telah ada, jauh sebelum hukum positif negara ini dibentuk, yang di dalamnya menjaga harkat dan martabat kaum perempuan. Bahkan, sudah ada sebelum agama yang kita kenal dan sejalan dengan hukum positif maupun ajaran agama.
” Untuk itu, Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada KNPI yang menggagas kegiatan yang positif ini. Dari diskusi ini yang paling penting, perempuan-perempuan yang hidup di tanah Kei masa kini , mampu mengimplementasikan dirinya, seperti Nen Dit Sakmas dalam kehidupan sehari-hari sekarang dan yang akan datang,” ungkapnya.
Sedangkan, Dra. Fransiska Jaftoran selaku Guru SMA Saka Langgur menambahkan, dalam era globalisasi modern saat ini, derajat perempuan dalam berbagai hal dapat di pertahankan dan di ubah hanya melalui pendidikan. (IN-09)
