AMBON,MALUKU – Disela-sela Ibadah Minggu di Gereja Syaloom, Jemaat Naku, tangisan jemaat penuh haru mewarnai seremoni pindahnya Pendeta Martha .S. Pattipeilohy dan menjabat sebagai Ketua Majelis Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Passo, Minggu (25/08/2019).

Pendeta Martha .S. Pattipeilohy
Ditemui INTIM NEWS, usai ibadah , Pendeta Martha yang telah bertugas selama 7 tahun tersebut, mengungkapkan perasaan sedihnya harus meninggalkan jemaat Naku karena tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada dirinya, mengabdi di jemaat GPM Passo. Dirinya mengaku telah menyatu dengan jemaat Naku.
“ Saya sudah sangat menyatu dengan seluruh jemaat di Naku. Jemaat Naku sudah menjadi bagian dari hidup Saya, karena membina mereka dengar-dengaran, mereka patuh, setia, sehingga membantu dalam proses pelayanan. Jemaat ini Saya lihat luar biasa, pertumbuhan jemaat di sini bagus dan juga dalam segala hal,” ungkapnya.
Dirinya berharap dan percaya, dengan Bapak Pendeta Jansen mutasi mengabdi sebagai pelayan di Jemaat Naku, mereka akan senantiasa lebih bertumbuh dan juga mereka akan menjadi jemaat yang missioner ke depan. Apa yang telah ditanamkan, pasti mereka lakukan.

Pendeta Jansen Letelay
Sementara itu, Pendeta Jansen Letelay sebagai Ketua Majelis Jemaat GPM Naku yang baru bertugas pun berharap, jemaat ini bisa bertumbuh dengan baik lewat tugas-tugas pelayanan dan kesaksian yang kami lakukan sebagai para pelayan.
Dirinya menilai, jemaat ini bisa bertumbuh dengan baik, menuju ke arah kepenuhan dalam Yesus Kristus dan itu harapan kita semua.
“ Jemaat Passo yang Saya mau tinggalkan, jemaat Passo juga punya penghargaan terhadap pelayan itu, cukup bagus. Kami dua orang Pendeta, baru saja mutasi dari Bapak Pendeta Toisuta beliau mutasi ke Jemaat GPM Betel sebagai Ketua Majelis Jemaat disana dan Saya Pendeta Jan Letelay, mutasi ke Jemaat GPM Naku sebagai Ketua Majelis Jemaat,” ingatnya.
Selain itu, Sekretaris Klasis Pulau Ambon Timur, Pendeta C. Hetharia, menuturkan, mutasi di lingkungan Sinode GPM adalah sesuatu yang biasa . Akuinya, yang membedakan mutasi pada sistem birokrasi pemerintahan dan mutasi di Gereja, kalau di Gereja selalu disertai tangisan dan air mata karena, Pendeta yang bertugas di manapun berada pada lingkup GPM dan saat ibadah dan seremoni perpisahan pindah ke tempat tugas yang baru , mereka rela berkorban dan mengasihi jemaatnya melebihi dirinya sendiri.
Sekedar tahu, Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM yang diketuai oleh Pendeta A.J.S. Werinussa dan Sekretaris Umum Pendeta E.T. Maspaitella, melalui Surat Keputusan dengan nomor : 208/IV/Pa tentang Mutasi Sebagai Pengutusan Pemberitaan Injil Pelayan Organic GPM , atas nama Pendeta Martha.S.Pattipeilohy, pangkat Pembina Utama Muda, Golongan IV/c, Ketua Majelis Jemaat GPM Naku, Klasis Pulau Ambon Timur pindah sebagai Ketua Majelis Jemaat GPM Passo , Klasis Pulau Ambon Timur, Kota Ambon.
Sedangkan, pada tanggal surat keputusan yang sama, nomor : 209/IV/Pa tentang Mutasi Sebagai Pengutusan Pemberitaan Injil Pelayan Organic GPM , atas nama Pendeta Jansen Letelay, pangkat Penata Tingkat I, Golongan III/d, Pendeta Jemaat GPM Passo pindah sebagai Ketua Majelis Jemaat GPM Naku, Kota Ambon.
Acara seremoni mutasi tersebut, tertuang dalam Berita Acara Mutasi Pelayan Organik GPM nomor : 208/IV/Pa, oleh Pendeta C. Hetharia yang menjabat Sekretaris Klasis Pulau Ambon Timur, Sinode GPM. (IN06)
