MALRA,MALUKU – Hengkangnya maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airline, dari Bandar Udara Karel Sadsuitubun Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Provinsi Maluku, bukan hanya terjadi di Malra, namun juga terjadi di hampir sebagian wilayah di Indonesia bagian timur.
” Memang informasi itu benar, ketika Saya melakukan koordinasi dengan kilo-kilo nya Garuda dan hari ini suratnya sudah masuk ke Saya untuk mohon diri, jadi sementara jasa Penerbangan Maskapai Garuda Indonesia Airline, tidak beroperasi lagi di Kabupaten Malra,” ungkap Kepala Bandara Karel Sadsuitubun, Anwar Hamid, kepada INTIM NEWS di Ibra Langgur, Kamis (29/08/2019).
Anwar menegaskan, hengkangnya maskapai penerbangan Garuda, sama sekali bukanlah kesalahan pihak Bandara Karel Sadsuitubun, Ibra, Langgur, ataupun kesalahan dari Pemerintah Daerah setempat. Karena selain di Langgur ada juga di Makassar dan Papua juga beberapa daerah, untuk ATR nya di tarik semua.
” Jadi perlu Saya tegaskan, tidak beroperasinya Garuda Airline di Kabupaten Malra, sama sekali bukan kesalahan dari kami pihak Bandara Karel Sadsuitubun ataupun Pemkab Malra. Ini murni keputusan manajemen dari pihak Garuda,” tegasnya.
Jelasnya, penarikan Garuda Airline ini, berhubungan dengan perbaikan secara teknis di hanggar nya, setelah itu ke depannya bisa kembali normal, itu jawaban yang Saya terima dari manajemen Garuda.

Anwar Hamid – Kepala Bandara Karel Sadsuitubun, Ibra, Langgur, Maluku Tenggara
Menurut Hamid, menanggapi situasi tersebut , pihaknya telah menghubungi pihak Lion Air, dalam hal ini OE, Batik Air, dan OE nya berencana akan melakukan kunjungan sekaligus melihat kondisi Bandara Karel Sadsuitubun, pada bulan September nanti.
” Upaya Komunikasi dan koordinasi juga telah dilakukan, saat Saya bersama Pak Bupati M. Thaher Hanubun, berangkat menemui beberapa maskapai di Jakarta, namun sayangnya mereka kekurangan armada, termasuk komunikasi juga dengan Direktur Angkatan Udara, untuk bagaimana caranya ada penambahan armada pesawat yang masuk ke Kabupaten Malra. Tetapi, itu semua tergantung dari pihak manajemen Airline,” tandasnya.
Anwar mengakui, hengkangnya maskapai Garuda dari Malra, berdampak pada pelayanan dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, pihaknya juga menjadi terganggu pada hasil pendapatan negara bukan pajak, sangat menurun dan berdampak pula kepada tenaga honorer. Meskipun demikian, ia tetap optimis akan perhatian pemerintah pusat.
” Saya kira ini hanya sementara, tidak mungkin Pemerintah Pusat membiarkan bandara ini begitu saja, pasti ada maskapai dan armada lain yang akan melirik ke Kabupaten Malra,” pungkasnya. (IN-09)
