AMBON,MALUKU – Pasca dinon aktifkannya 10 Ketua DPD II di 10 kabupaten/kota di Maluku, nyatanya kader Golkar Maluku saat ini terjadi kubu-kubuan. Pasalnya, berdasarkan informasi yang diterima INTIM NEWS, seluruh pengurus DPD I dan II dari provinsi Maluku, tidak di ijinkan masuk karena ada masalah internal.
Lantaran, di undangnya beberapa Ketua DPD I dan II termasuk Ketua DPD Said Assagaff bersama pengurusnya, berikut Ketua DPD II se Maluku dalam rangka silaturahim bersama Ketua Umum (Ketum) DPP Golkar Erlangga Hartarto di Pasific Place, Sabtu (13/07/2019) .
Kendati tidak di ijinkan masuk, Said Assagaff selaku Ketua DPD Golkar Maluku bersama cs nya antara lain, Richard Louhenapessy, Ramli Umasugi, Yunus Serang, Rudy Lailossa dan beberapa pengurus lainnya duduk bersama di Caffe Starbucks dekat lokasi silaturahim Ketum Golkar.
Sementara itu, secara terpisah, Wakil Ketua DPD Ridwan Marasabessy bersama cs nya, antara lain Richard Rahakbauw, Anos Yermias, Dharma Oratmangun dan beberapa pengurus lainnya pun duduk di dekat lokasi juga yakni di Caffe Liberica.
Dikorfirmasi INTIM NEWS, Sabtu malam (13/07/2019), Said Assagaff selaku Ketua DPD Golkar Maluku menegaskan, masalah internal Golkar sudah selesai.
” Itu internal Golkar sudah selesai,” pungkas Assagaff, melalui pesan singkat Whatsapp kepada salah satu wartawan media ini.
Kendati demikian, berbeda pendapat dengan Ridwan yang juga turut memenuhi undangan Erlangga. Dirinya mengakui, silaturahim tersebut bersama beberapa provinsi termasuk Maluku. Namun, pengurus dari Maluku tidak di ijinkan masuk.
” Jadi, perlu diluruskan. Ketum Golkar Erlangga Hartarto, silaturahim dengan beberapa provinsi. Resmi, Maluku juga diundang. Cuma karena di Maluku ada bermasalah, maka perintah pimpinan partai petinggi di DPP, Maluku tidak diijinkan masuk karena harus diselesaikan persoalan internal dulu,” akuinya, di Jakarta pada Sabtu malam juga, saat dikonfirmasi media ini melalui sambungan telepon selular.
Dirinya menerangkan, saat duduk bersebelahan cafe antara rombongan Pak Said Assagaff dan Saya bersama pengurus lainnya. Mereka melalui Pak Rizal Malarangen yang adalah Plt Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, menelpon Ketua Umum untuk bisa singgah sebentar menemui Said Assagaff dan rombongan di Caffe Starbuks.
Ketum pun, ungkap Ridwan, usai ketemu Said Asaagaff lainnya, juga menemui dirinya bersama pengurus.
Mengutip perkataan Erlangga tanpa basa-basi, Ridwan ucapkan, ” Kalian tidak bisa masuk ke dalam karena lagi bermasalah dalam internal partai. Kalian tidak usah paksa, biarkan mereka ( Said Assagaff cs- red) di sebelah juga tidak cemburu “.
Disinggung apakah Said Assagaff menemui Ridwan cs untuk sekedar menyapa, Ridwan tegaskan tidak sama sekali.
” Tidak bisa lagi. Biar Pak Said panggil kita bergabung, kita tidak mau lagi. Pak Said Assagaff tidak akan merangkul kami. Dan kami pun tidak mau dirangkul oleh Pak Said Assagaff. Kami sudah tidak suka beliau karena telah meninggalkan partai ini ,” ujarnya.
Dirinya merincikan, yang diundang adalah Ketua DPD I dan II provinsi Jawa Timur, Maluku, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan.
Dirinya mengungkapkan, dalam pertemuan Ketum dengan Said Assagaff cs, Ketua DPD II Buru Selatan dan Maluku Barat Daya, menyampaikan secara lisan soal pengusulan pengganti antar waktu jabatan wakil bupati.
” Itu disampaikan secara lisan dan resminya belum ada rekomendasi. Sehingga jangan ada spekulasi-spekulasi seolah-olah sudah ada rekomemdasi. Jadi pertemuan Pak Said cs dengan Ketum, diluar agenda Ketum. Kami juga ketemu Ketum di Caffe Starbuks,” tandasnya.
Ditanyai terkait Surat Keputusan Pleno di nonaktifkannya 10 Ketua DPD II di Maluku, Ridwan menambahkan, harusnya di tanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris DPD Golkar Maluku, tetapi karena sudah ada trouble maka penon aktifan itu tidak bisa sementara jalan karena, Ketua dan Sekretaris belum menandatangani SK Plt.
” Perlu diingat, sementara SK belum di tanda tangani bukan berarti tidak di tanda tangani. Beda tidak ditanda tangani dan sementara belum di tanda tangani. Akibat Pak Said Assagaf yang tidak lagi mau menggubris pekerjaan-pekerjaan beliau. Oleh karenanya, konsekuensi kita akan paksakan segera dia diganti. Karena dia merusak ini partai. Dia ingin menjadi Ketua DPD Golkar karena cuma ingin menjadi Gubernur. SK Plt itu, bukan berarti tidak lagi dilanjutkan. Kita menunggu momen yang pas sesuai mekanisme organisasi maka itu ditindak lanjuti. Tinggal siapa antara kita yang beruntung. Pak Said Assagaff cs atau Saya dan pengurus lain yang beruntung,” tegas Ridwan. (IN06)
