AMBON,MALUKU – Walaupun belum resmi KPU menetapkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, lantaran masih berproses di Mahkamah Konstitusi, nampaknya, sudah mulai muncul pembahasan-pembahasan terkait siapa sajakah kira-kira menduduki jabatan strategis di pusat.
Namun, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Parameter Konsultindo, diketahui, 10 anak daerah Maluku, masuk hitungan bila berkenaan atas hak preoregatif Presiden terpilih .
” Untuk jabatan-jabatan strategis, kalau jatah menteri dan duta besar, kita sudah punya riset. Kita survei, bukan opini Saya. Bahkan, nama-nama yang tidak kalah mentereng. Sumber daya kita siap, misalnya untuk posisi menteri ada mantan Gubernur Maluku Karel Ralahalu, Said Assagaff. Selain itu , Willy Sabandar, Thomas Pentury, Bahlil Lahadalia dan Abraham Mose. Sedangkan untuk sumber daya manusia yang cocok untuk posisi Duta Besar (dubes), ada Djauhari Oratmangun yang sementara menjabat dubes Cina, Jacky Manuputty dan Gerry Hukubun dari unsur anak muda,” ungkap Edison Lapalelo, Direktur Parameter Konsultindo wilayah Maluku, Jumat (21/06/2019) kepada INTIM NEWS.
Menurut dia, bukan soal siapanya, harus ada good will dari pemerintah pusat, haknya ada pada dalam hal ini misalnya Pak Joko Widodo sebagai presiden terpilih.
” Semua berpulang pada hak preoregatif Pak Presiden. Memang, kenapa kami melakukan survei terhadap hal-hal ini? Karena, sebelum Pemilu muncul banyak sekali janji-janji, bahkan statemen pejabat daerah atau publik di Maluku, bahwa sudah bertemu dengan presiden dan Pak Jokowi memastikan sendiri Maluku mendapatkan jatah menteri. Atas dasar itu, bagi kami itu yang harus sekarang bukan sekedar kita cermari, harus diperjuangkan,” akuinya.

Edison Lapalelo Direktur Parameter Konsultindo Wilayah Maluku
Menurutnya, apa pentingnya menteri dan duta besar untuk Maluku? Secara ekonomi tidak terlalu penting tetapi, soal pengakuan keberadaan Maluku.
Dia mengakui, memang bila dihitung dari perspektif jumlah pemilih, jumlahnya kecil. Tetapi ini soal, bagaimana pengakuan identitas Maluku yang kononnya menurut sejarah, itu satu dari 8 provinsi yang membentuk negara Indonesia. Terlepas dari itu, situasi ekonomi bangsa ini dengan hadirnya blok masela, Maluku tidak bisa lagi dianggap sebagai provinsi yang sekedar numpang lewat dalam sejarah. Maluku harus dihitung sebagai provinsi yang akan mendatangkan prospek ke depan kesejahteraan bangsa , itu juga datang dari Maluku.
” Kami punya data pembanding, kontribusi Maluku cukup banyak untuk negara ini. Antara lain, Maluku memberi kontribusi ikan yang banyak ditambah blok masela dibandingkan provinsi-provinsi lain, Maluku punya kontribusi yang berkali lipat lebih besar dari provinsi lain,” sebutnya.
Dirinya menilai, ini menjadi tanggung jawab semua orang. Kendati demikian, lokomotifnya adalah yang mendorongnya menjadi terdepan adalah teman-teman yang ada pada partai politik yang mendukung pasangan capres dan cawapres terpilih kemarin. Selain itu, pimpinan daerah yang aviliasi dengan partai koalisi itu, memberi kontribusi pikir yang tidak sekedar reaktif tetapi harus menyiapkan data yang bisa dibaca oleh semua pihak. Sehingga, presiden dalam menentukan sikap tidak sekedar pada emosional saja.
” Jangan sampai meminta untuk mendapatkan jatah menteri atau dubes, berdasarkan sensasi emosional saja. Tetapi, berdasarkan realitas bahwa Maluku memberi kontribusi kepada negara, baik dari perspektif sejarah masa lalu maupun perspektif ekonomi masa kini dan masa depan. Maluku tidak kekurangan stok untuk negarai ini menjadi menteri atau dubes,” tandasnya.
Disinggung soal masuknya Gerry Hukubun dalam hitungan survei, Edison mengaku, Gerry punya kapasitas. Energi kepemudaan yang dibicarakan oleh Joko Widodo terkait dengan ” yang muda yang berkembang” , Saya kira, Gerry masuk dalam bidikan itu.
” Yang menariknya, banyak hal yang terjadi di Maluku. Apa salah bung Gerry dan teman-teman , katakanlah Organisasi Kepemudaan beri apresiasi bagi Gerry. Mereka memberikan apresiasi. Soal hak jadi dan tidak jadi, itu hak preoregatifnya presiden. Jadi, ada istilah di Ambon , kalau sudah tidak mendukung jangan kuku. Kalau sudah tidak menggendong, jangan tarik jatuh, kalau tidak memilih tidak usah memilih dan mendukung, tidak usah menjatuhkan. Itu jauh lebih baik, tenang dan diam saja. Akhirnya ada istilah ikan makan ikan. Apa susahnya kita mengakui mereka punya kapasitas ? ,” tuturnya.
Edison mengimbau, kita baik generasi tua maupun generasi milenial, mari kita mengakui semua potensi yang ada pada semua tokoh-tokoh baik politisi maupun birokrat juga kalangan militer di Maluku, bahwa kita punya kualitas dan punya kapasitas untuk hal- hal seperti itu.
” Bagaimana orang- orang di provinsi lain mau mengakui kita, sementara kita di dalam saja tidak saling mengakui,” herannya.
Disinggung lagi terkait potensi Nono Sampono dan Hendrik Lewerissa duduki jabatan menteri maupun dubes, Edison menambahkan, keduanya telah terpilih sebagai keterwakilan masyarakat Maluku sebagai Senator dan Legislator.
Menurut dia, ada baikya baik Nono Sampono dan Hendrik Lewerissa harus menjalankan tanggung jawab, amanat rakyat Maluku dari daerah pemilihan Maluku, menjadi perpanjangan tangan di pusat yakni, di DPD RI dan DPR RI. (IN06)
