Ambon,Maluku– Dituding menganiaya mahasiswinya, Dekan Fakultas Teknik Unpatti, W.R.Hetharia yang selama ini bungkam, pun angkat bicara.
Saat dikonfirmasi INTIM NEWS, Hetaria pun mengungkapkan peristiwa yang terjadi saat itu.
Dikatakan, Kamis tanggal 25 April sampai dengan Jumat 26 April 2019 dilaksnakan Workshop Nasional dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
Kegiatan workshop tersebut dilaksanakan di ruang Kuliah umum lantai II gedung utama Fakultas Teknik Unpatti.
Kegiatan workshop tersebut dilaksanakan dengan menampilkan narasumber dari Kementrian PUPT dan narasumber lokal lainnya.
Kegiatan tersebut diiikuti oleh Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan Mesin dari Fakultas Teknik Unpatti ,Fakultas Teknik Unidar, Fakultas Teknik UKIM dan Politeknik Negeri Ambon.
Dijelaskan, Untuk mengantisipasi dan memberikan suasana nyaman bagi kegiatan tersebut, maka Dekan Fakultas Teknik memberikan instruksi kepada Kasubag dan Staf kemahasiswaan serta seorang Resimen Mahasiswa (Menwa) Fakultas Teknik untuk menstrerilkan ruangan dan lokasi lantai I (satu) dari suasana keributan yang berasal dari para Mahasiswa.
Suasana steril akan keributan berlangusung pada pagi hari pertama dengan baik. Namun pada siang harinya Kamis 25 April 2019 sekitar pukul 14:00 Wit, Dekan Fakultas Teknik dari ruang kerjanya mendengar suasana keributan dari sekelompok Mahasiswa di depan Laboratorium Teknik Industri yang bersebelahan dengan Gedung utama Fakultas Teknik.
Dekan yang sedari tadi tengah memperhatikan, membiarkan keributan itu dengan harapan para mahasiswa dapat sadar diri dan menghentikan celoteh mereka. Namun suasana keributan itu masih berlangsung, Dekan pun berinisiatif untuk menyudahi keributan itu.
“Selang beberapa waktu kemudian, suasana keributan masih berlanjut. Setelah melihat mereka kembali maka saya berinisiatif menegur mereka. Saya tinggalkan ruangan dan menyuruh anggota Menwa untuk memanggil mereka. Setelah mereka mellihat saya turun ke lantai I (satu) maka 2 (dua) orang dari mereka menyelinap mausk ke ruang laboratorium dan menghilang, ” tuturnya dalam realese yang diterima media ini, Senin (6/5/2019).
Namun dari 8 Mahasiswa yang membuat keributan, yang “terjaring” hanya 6 Mahasiswa. 6 Mahasiswa itu datang menghadap Dekan di bawah tangga lantai I.
Saat itu Dekan dengan spontan menampar wajah dan menendang kaki mereka.
Saat menampar, tak sengaja tangan Dekan mengenai hidung seorang mahasiswi atas nama Feby Sairdekut dan mengeluarkan darah.
Setelah melakukan tindakan itu, Dekan lantas kembali ke ruangan kerjanya dan memanggil Staf sub-bagian kemahasiswaan menghadapnya.
Setibanya keenam mahasiswa di ruangan dekan, dekan pun menasehati mereka.
” Saya katakan ini tempat kuliah bukna pasar, ” tuturnya.
Setelah melihat kondisi Feby Sairdekut yang mengeluarkan darah di hidungnya maka Dekan meminta maaf kepada Feby. Dekan pun menyuruh Staf sub-bagian kemahasiswaan untuk mencatat nama mereka serta memberikan bimbingan kepada mereka di ruangan sub-bagian kemahasiswaan.
” Saya katakan, Feby, Bagaimana ini masalahnya? dan Feby merespon, Tidak apa-apa pak,saya tidak masalah karena Bapak sudah minta maaf kepada saya dan saya memaafkan Bapak maka tidak ada masalah lanjut lagi,” tuturnya.
Setelah mereka keluar ruangan Dekan menawarkan pengobatan kepada Feby tetapi Feby merespon dengan meminta membelikan alkohol dan obat merah untuk diobati sendiri lukanya.
Selanjutnya Dekan memanggil sopir mobil dan pembantu Sekertaris untuk menemani Feby membelikan obat yang diminta.
“Jadi sopir dan pembantu Sekertaris mengatar Feby dengan mobil Dekan. Setelah mereka kembali, Dekan menanyakan Feby dari pembantu Sekertaris dan dia menjawab bahwa Feby sudah pergi mengobati lukanya sendiri,” Terangnya. (CR-01)
