Ekonomi

BI Maluku Himbau Waspadai Peredaran Uang Palsu Jelang Pemilu

AMBON,MALUKU – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) provinsi Maluku Bambang Pramasudi, menghimbau masyarakat di Maluku, mewaspadai peredaran uang palsu menjelang pemilihan umum (pemilu) serentak tahun 2019,yang di dalamnya mencakup pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia (RI) serta pemilihan legislatif (pileg) DPR RI, DPRD Provinsi serta Kabupaten dan Kota periode 2019-2024,pada 17 April 2019 mendatang.

20190218_150925

” Saya menghimbau untuk masyarakat di Maluku,mewaspadai peredaran uang palsu menjelang pemilu serentak 2019 ini. Supaya tidak menerima uang palsu, pertama, usahakan transaksi uang tunai itu di siang hari.Kenapa?Karena kalau di siang hari kita bisa menerawang,meraba dan bisa kita lihat keaslian uang. Biasanya modus-modus penggunaan uang palsu selama ini,itu daerah di provinsi lain pada malam hari atau subuh di warung-warung. Jadi ,kurang sadar bahwa itu uang palsu.Di pikir pasti asli.Padahal sulit untuk melihat , diterawang pakai apa.Olehnya itu, kadang bisa juga diraba,pada nominal pecahan uang nominal Rp 100.000 atau Rp 50.000,itu kasar kalau diraba berarti asli. Kalau diraba licin,itu indikasi palsu,”himbau Pramasudi,Senin sore (18/02/2019),kepada sejumlah awak media ,di Ruang Kerjanya.

Pasalnya,Pramasudi mengakui,sampai saat ini yakni di bulan Januari 2019 ada temuan uang palsu.Namun,terkait akan kekuatiran adanya peredaran uang palsu di Maluku, belum terlalu signifikan jumlah uang palsu yang dilaporkan ke Bank Indonesia perwakilan Maluku dari perbankan.

file3156981983153690007

Sebutnya,jumlah di bulan Januari 2019 itu,ada 13 lembar yang terdiri dari pecahan Rp 100.000,- dan Rp50.000,-. Jadi,kalau dibandingkan dengan jumlah uang lembaran yang kita edarkan,sangat tidak signifikan.

“Mudah-mudahan ini tetap kondusif, menjelang pilpres maupun pileg,Saya berharap. Tetapi,kami tetap terus berkoordinasi dengan BIN untuk saling bertukar informasi.Kalau ada indikasi- indikasi seperti itu,Kami akan follow up. Khususnya kalau ada laporan penerimaan uang palsu dari masyarakat yang mungkin banyak kasusnya,kita siap tindak lanjuti,”tuturnya.

Pramasudi katakan,temuan 13 lembar uang palsu tersebut dari bank. Masyarakat mungkin melakukan transaksi dengan bank,bank temukan ditahan.Dari bank baru diserahkan ke kita (BI-red).

Menurutnya,sejak bertugas di Maluku dua tahun ini,tidak ada indikasi produsennya dari sini.Kalau pun ada,itu kecil pakai mesin printer dan itu jumlahnya tidak banyak.

20190218_150831

“Jadi,rasanya alhamdulilah nya,masih kondusif Maluku itu, terhadap transaksi uang palsu,”ujarnya.

Disinggung pro aktif BI dengan instansi terkait melalui koordinasi,mencegah adanya peredaran uang palsu,Pramasudi ungkapkan namanya juga oknum pasti punya banyak cara.Makanya Kami terus koordinasi dengan BIN daerah di sini dan Kami terus lakukan sosialisasi,selain melakukan kas keliling.

“Kami sudah merencanakan,melakukan frekuensinya sosialisasi keaslian uang Rupiah itu kita tingkatkan menjelang pilpres dan pileg.Sasaran kami langsung ke kecamatan-kecamatan,berkoordinasi dengan para Camat. Mudah-mudahan para Camat bisa mengumpulkan warganya. Atau, pada saat even-even ada keramaian,kita bisa ikut terlibat lakukan sosialisasi,”jelas Pramasudi. (IN06)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top