Maluku Tenggara

Sambut HUT Kab.Malra, Dispar Gelar Lomba Tifa Dada

Malra,Maluku– Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) ke- 66 yang jatuh pada tanggal, 22 Desember 2018 dan menyongsong Hari Raya Natal 25 Desember 2018 mendatang, Dinas Pariwisata Kab. Malra mengadakan festival ‘Tifa Dada’ (seni memukul tifa dan gong) yang dipusatkan di gedung serbaguna, Langgur, Rabu. (18/12/18).

Pantauan INTIM NEWS, Bupati Malra, Hi. M. Thaher Hanubun, yang diwakili Asisten 1, Setda, Drs. Abdul Hamid Ingratubun Saat membuka event tersebut menyampaikan, diakhir tahun 2018, ada dua moment penting yakni HUT Kabupaten Malra ke-66 tanggal 22, dan Natal 25 Desember.

received_576658419474032

Ingratubun mengatakan, untuk menyambut dua moment penting tersebut pemerintah daerah, telah melakukan berbagai event termasuk lomba tifa dada, yang diprakarsai oleh dinas pariwisata Malra. hal ini perlu  diapresiasi, karena mengangkat serta mendukung tatanan adat dan budaya di kepulauan Kei juga Tifa Dada sebagai ajang promosi pariwisata.

“Pariwisata sangat penting ditunjang oleh adat dan budaya, salah satunya tiva dada, ini perlu untuk terus kita lestarikan dan menjadi warisan budaya generasi muda penerus daerah ini. Selanjutnya kepada dewan juri diharapkan dapat memberikan penilaian seefektif mungkin kepada peserta sehingga hasilnya dapat diterima semua pihak,”ungkap Hamid.

received_210111919871875

Ditempat yang sama Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Malra, Roy Rahajaan, saat ditemui media ini menyampaikan, selain untuk memeriahkan HUT Kab. Malra, lomba memukul tifa, dan gong, (Tifa Dada) juga sebagai upaya untuk melestarikan, sekaligus mempromosikan seni dan budaya yang ada di kepulauan Kei.

“Ini bagian dari melestarikan budaya kei, sekaligus sebagai aset daerah, sehingga nantinya generasi muda, tidak lupa bahwa kita di kei punya seni budaya yang tidak dapat ditemukan di daerah lain, dan masih ada hingga saat ini yakni tiva dada,”beber Roy.

received_323724894893105

Roy, mengatakan, untuk lomba memukul tifa dan gong, (Tifa Dada) nantinya akan dinilai oleh dewan juri yang memiliki kredibilitas, dan penilaian dilakukan berdasarkan jenis bunyi pukulan dengan interval waktu 5-7 menit.

“Di Kei ada 20 jenis bunyi pukulan tipa dan gong, dan kriteria bunyi dari tifa dada itu sudah dikuasai oleh para juri, yang penilaiannya mulai dari keserasian dalam memukul berdasarkan jenis dan bunyi pukulan, dan harus sesuai waktu yang telah disepakati bersama, sedangkan untuk penampilan, kami menghadirkan putri pariwisata Indonesia khusus untuk menilai penampilan dari peserta lomba,”jelas Rahayaan.

Roy menambahkan, event ini merupakan bagian dari produk budaya wisata, untuk menarik wisatawan lokal dan mancanegara, untuk itu saat ini kita terus memacu untuk meningkatkan seni budaya yang ada di daerah kita.

“Kemarin kita baru mendapatkan penghargaan Indonesian Sustanable Tourism Award 2018, itu bukan karena objek wisata, namun penghargaan itu karena kategori pelestarian budaya, dan event seperti saat ini perlu untuk kita kembangkan lagi,”tandasnya.

Event tersebut akan berlangsung selama dua hari, dan melibatkan peserta dari desa, (ohoi) di Kabupaten Malra, dengan jumlah 30 group peserta, yang dibagi menjadi dua, bagian yakni 15, group tampil disaat malam pembukaan dan 15, group akan tampil pada malam malam final besok. (IN-09).

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top