AMBON,MALUKU- Dibawah sorotan tema “Kita Dipilih Untuk Menjadi Yang Terbaik “,Jemaat Suara Ketebusan menggelar Sidang Sinode VIII,Selasa (25/09/2018) di New Mulia Hotel.
Sidang ini,dibuka langsung oleh Walikota Ambon Richard Louhenapessy. Walikota saat menyampaikan sambutannya mengata kan,dalam analogi Alkitab,Gereja bukan hanya Gereja para iman yang sibuk dengan ritual,melainkan juga Gereja para nabi yang peka terhadap masalah-masalah sosial.
“Pastoral individual dan kesaksian verbal tidak boleh ditinggalkan,begitu pun peran keimanan tetap penting dan perlu,” ungkapnya.
Dia melanjutkan,disamping peran-peran itu Gereja juga secara serius perlu terlibat dalam peran sosial,sehingga Gereja menjadi bagian internal masyarakat.
“Dalam masyarakat majemuk,Gereja dipanggil untuk bersaksi memberitakan kebaikan Allah bagi semua orang,apapun latar belakang suku,budaya,adat istiadat,dan agamanya,” tuturnya.
Walikota menuturkan,tugas dan panggilan gereja disepanjang masa tidak akan pernah berubah. Gereja harus tetap mewartakan kabar baik tetapi strategi dalam mewartakan kabar baik itu, tentu saja harus disesuaikan dengan konteks sosial politik masyarakat dan bangsa, dimana Gereja berada.
“Selain itu,harus memahami dan mencerna berbagai isu yang berkembang ditengah masyarakat dan bangsa,terutama isu yang berkaitan dengan masalah sosial-politik,untuk kemudian dikomunikasikan nya kembali,sesuai dengan tugas dan panggilannya ke dalam jemaat di satu pihak dan kepada masyarakat dan bangsa di lain pihak,”tandasnya.
Sebutnya,Eka Dharmapurta dalam tulisannya pernah berkata,kalau Gereja sungguh hendak berperan di Indonesia maka Gereja harus signifikan dan relevan.Menurutnya,signifikan dalam arti Gereja harus bermakna bagi umatnya dan relevan berarti Gereja harus bermakna bagi kehidupan di Indonesia. Kehadirannya tidak menjadi ancaman tetapi menjadi berkah.
Turut hadir dalam kesempatan ini antara lain,Asisten I Sekretariat Daerah Maluku Hendrik Far-Far,Bagian Bimas Protestan Maluku serta Ketua Sinode Gereja PKK Suara Ketebusan.(MG-01)
