AMBON,MALUKU– Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI)Cabang Kota Ambon,Sujahari Somar mengemukakan,dialog maupun diskusi publik yang bertemakan kebangsaan dapat membangun ide dan gagasan.
Hal ini dikatakannya,Kamis (23/08/2018) kepada INTIM NEWS karena mengapresiasi agenda Dialog Empat Pilar Kebangsaan yang bertemakan Kebangsaan yang diselenggarakan oleh Mercy Barends,Anggota DPR RI daerah pemilihan Maluku,Selasa (21/08/2018),di Marina Hotel.
“Saya kira ini langkah strategis yang diambil oleh Ibu Mercy,dimana beliau peka terhadap kemauan pemuda hari ini di Maluku.Langkah tepat ini yang harus diapresiasi.Berbicara kebangsaan sampai hari ini tidak ada habis-habisnya karena ,semangat patriotik di bulan kemerdekaan Indonesia,seorang nasionalis mestinya, kita ada pada dialektika yang idealis.Beranjak dari diaog yang memang lahir dari dialog yang digelar oleh Ibu Mercy dua hari lalu, kita bisa membangun ide dan gagasan-gagasan penting kita,untuk bagaimana kita melihat persoalan atau problem kebangsaan,baik dari sisi ekonomi,sosial dan budaya,”pujinya.
Sementara itu,Mercy Barends usai dialog berlangsung menerangkan,tujuan dialog Empat Pilar Kebangsaan dalam rangka mempersiapkan adik-adik Organisasi Kepemudaan (OKP) untuk bisa mengisi seluruh proses pembangunan yang ada di Maluku,dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya.
“Implementasi empat pilar kebangsaan yang didalamnya memuat Pancasila,UUD 1945,Bhineka Tunggal Ika dan NKRI ini, tidak bisa bicara dalam tataran teoritas.Kita harus menuntaskan dan mengharmonisasi kembali,pendekatan-pendekatan yang sifatnya filosofis,sampai ditingkat tataran yang implementatif. Jadi,mereka tidak mengenal pancasila sekedar hanya butir-butir yang dihafalkan saja,tetapi bagaimana bisa mengimplementasikan itu didalam dinamika kepemudaan.Antara lain,dengan membangun karakter pemuda Maluku yang berkualitas dari aspek spiritualitas,kultural,sosial,dan dari aspek intelektualitas,” tutur Srikandi PDI Perjuangan ini.
Selain itu,sebutnya lagi,bagaimana menjadikan pemuda-pemuda Maluku yang ada di OKP termasuk GmnI adalah bisa mempersiapkan diri mereka menjadi pemimpin masa depan.
“Ini visi besar Saya dalam seluruh implementasi Empat Pilar.Bagaimana membangun roadmap kepemimpinan pemuda Maluku itu,jauh-jauh hari dengan mempersiapkan karakter pemuda yang berkualitas dan berjiwa pemimpin yang visioner, mengedepankan nilai-nilai universallitas,nilai-nilai kebersamaan,menghargai perbedaan,etos kerja yang tinggi, menghargai tanggungjawab,”jelasnya.
Didalam berbagai medan gumul mereka ke depan sambungnya,ketika suatu saat mereka terjun ke masyarakat,mereka harus siap dan menjemput bola,untuk seluruh pengembangan Maluku ke depan yang akan banyak sekali dengan berbagai pengembangan industri-industri dimasa yang akan datang,mereka harus siap-siap sejak dini,agar tidak menjadi penonton di tanah sendiri.
“Dengan begitu,akan mendapat lompatan energi ,biasanya itu melakukan sesuatu bisnis as usual atau biasa-biasa saja.Hari ini kita berdialog,berdiskusi,saling menggagas pikiran-pikiran cerdas,ini kan sebenarnya kita sementara mengagregat energi pemuda yang luarbiasa.Kalau ini bisa diakumulasi dan diarahkan kepada program-program dinamis kepemudaan yang baik, dan bagus ,maka adik-adik ini mendapat kanalisasi bagaimana mengekpresikan diri mereka,inovasi-inovasi,kreatifitas yang mereka miliki dalam berbagai bidang.Antara lain,bidang pendidikan,seni,budaya,olahraga,bidang kepemudaan dan bidang lainnya,”terang Barends.
Sementara itu,tambahnya,diluar itu anak-anak muda Maluku bisa menjadi jembatan dan agen of change,untuk bisa juga menularkan informasi tentang penghormatan terhadap isu-isu kemanusiaan, plularisme,isu toleransi dan menghindarkan mereka dari gerakan-gerakan dan aliran-aliran yang berbau kekerasan serta radikalisme dan ini yang kita arahkan dengan mengisi ruang-ruang kosong yang ada pada para pemuda dengan pikiran-pikiran dan gagasan cerdas untuk mengisi pembangunan di Maluku dan di Indonesia.
Disinggung soal isi buku item-item Empat Pilar ,dirinya akui Buku Empat Pilar yang sekarang sudah beda.
“Buku Empat Pilar yang sekarang ,sudah harus disesuaikan dengan kontekstualitas yang ada di daerah masing-masing. Jadi,temanya disesuaikan saja. Saya pun dalam dialog kebangsaan sebelumnya,tema berkaitan dengam pengelolaan sumber daya alam,kesetaraan gender,perempuan dalam mengisi pembangua. Namun,tema mengenai wilayah perbatasan, disesuaikan bagaimana memperkuat daerah perbatasan menjadi beranda terdepan,”tutupnya. (IN-06)
