Ambon,Maluku- Kisah memilukan, penanganan kasus gizi buruk dikalangan anak-anak yang ada di Kabupaten Maluku Tengah, nampaknya tidak mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten tersebut.
Pasalnya dengan keterbatasan akses kesehatan yang tidak memadai dari Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah, ketersediaan asupan gizi bagi anak-anak yang baru saja dilahirkan oleh para ibu dari penduduk Dusun Ninifala,Desa Piliana yang berada disebelah selatan 100 KM,Kecamatan Tehoru,sebagai dari bayi yang dilahirkan oleh para ibu warga desa setempat pasti dalam kondisi yang tidak normal dengan berat badan bayi yang tidak sesuai layaknya seorang bayi normal.
Hal inilah yang dialami oleh bayi Flafianus Ilela Potoa (9 bulan) yang terlahir dari sang ibunya yang bernama Yulia Ilela (28 tahun) dengan berat badan hanya 2 kilo gram.
Suster Chistina Teturan salah seorang petugas kesehatan Puskemas Desa (Puskesdes), yang ditemui INTIM NEWS, di Dusun Ninifala,Desa Piliana, Kamis (2/8/2018),mengungkapkan sejak dalam kandungan ibunya pun sang bayi Flafianus Ilela Potoa diduga tidak mendapat asupan gisi saat masih dalam kandungan ibunya. Sehingga ini terbukti dengan sejak dilarikannya sang bayi oleh ibunya pada bulan September 2017 kemarin, berat sang bayi hanya 2 KG.

Bayi Flafianus Ilela Potoa (9 bulan) Penderita Gizi Buruk
Dengan berat badan yang hanya seberat 2 kg, yang tidak seperti bayi normal lainnya, membuat sang ibu bahkan telah membawa sang bayi untuk diperiksa oleh petugas kesehatan di Puskesmas Desa (Puskesdes) setempat.
Petugas Puskesdes bahkan prihatin dengan kondisi tubuh sang bayi yang berat badanya tidak segnifikan layaknya pertumbuhan bayi normal dan malah mengalami penurunan berat badan
“Mengantisipasi gisi buru yang dialami oleh sang bayi, petugas medis dari Puskesde desa Piliana memberikan asupan makanan tambahan bagi pertumbuhan sang bayi. Keterbatasan ekonomi dari keluarga sang bayi membuat sang bayipun diberikan asupan makan tambahan oleh Petugas Medis Puskedes setempat melalui program makan tambahan yang bersumber dari pengelolaan anggaran dana desa dari Desa Setempat. Selain asupan makanan tambahan dari petugas Puskesdes setempat, keluarga sang bayi juga sering diberi bantuan dari para Pendeta yang bertugas didesa tersebut,”ungkap Sang Suster penuh haru.
Menurutnya gizi buruk yang dialami oleh setiap bayi yang baru lahir di dusun Ninifala Desa Piliana, bukanlah sebuah hal baru bagi dirinya yang bertugas sebagai petugas kesehatan di Desa Filiana.
Dirinya bahkan mengakui setiap proses kelahiran anak dari desa tersebut pasti salah satu diantara para ibu yang melahirkan bayi mereka pasti mengalami gizi buruk.
“ Gizi buruk di desa tersebut tidak hanya dialami oleh para bayi yang baru dilarikan, masalah gizi buruk yang tidak menjadi hal lumrah tersebut bahkan dialami oleh para balita didesa tersebut yang terlihat lusu dan tidak bersemangat layaknya. Asupan makan tambahan bagi sang bayi penderita gizi buruk pun dilakukan oleh petugas medis didesa tersebut dengan membelikan buah wortel,kentang dan telur burung puyuh yang dibeli di Kota Masohi, yang kemudian dibawah ke Dusun ninifala untuk dimasak dan diberikan kepada sang bayi,”Tuturnya.
Dikatakan, selain gizi buruk yang dialami oleh bayi Flafianus Ilela Potoa,gizi buruk juga dialami oleh dua orang Balita (Bayi Lima Tahun) di Dusun Ninifala.
Pantauan INTIM NEWS dilokasi warga Dusun Ninifala, Desa Aflina,terlihat dampak dari masalah gizi buruk sebagian besar dialami oleh anak-anak yang ada di Dusun Ninifala, dibawah kaki gunung Nusa Bapa, Desa Piliana. Banyak anak-anak kecil yang terlihat lesu dan tidak bersemangat. (IN-07)
