Maluku

Rakornas ARSABAPI 2018,Pemprov Maluku Serahkan Bantuan

AMBON,MALUKU – Disela-sela Rapat Kerja Nasional Asosiasi Rumah Sakit dan Balai Kesehatan Paru Indonesia (Arsabapi),Jumat (13/07/2018 yang terlaksana di Santika Hotel Premiere,Ambon,Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku melalui Gubernur Maluku Said Assagaff menyerahkan bantuan berupa penyerahan Kartu Indonesia Sehat (KIS), yang didanai melalui APBD kepada 16.000 anggota masyarakat, asal kota Ambon dan Maluku Tengah (Malteng).

Selain itu, guna menambah dukungan infrastruktur kesehatan,maka pemprov Maluku juga akan ,menyerahkan sertifikat tanah bagi pembangunan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).Aset tanah ini, dihibahkan sebagai bagian dari prasyarat dimulainya proses pembanguinan RSUP.

Pemprov juga memberi bantuan Ambulans kepada Rumah Sakit Bhayangkara ,sebagai bagian dari program bantuan pelayanan kesehatan TNI dan Polri .Bantuan ini adalah kelanjutan bantuan melalui program yang sama ,yangs ebelumnya sudah direalisasikan beberapa waktu lalu kepada TNI Angkatan Darat,Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

“Ini menunjukan, komitmen pemerintah provinsi Maluku yang terus peduli dan sangat serius, menjalankan urusan kesehatan ,demi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.juga,sejalan dengan kebijakan pemerintahan Bapak Joko Widodo, yang menempatkan bidang kesehatan sebagai salah satu prioritas yang mesti dikerjakan,maka pemprov Maluku memiliki beberapa kebijakan strategis , bidang kesehatan yang momentumnya sangat selaras dengan kegiatan ini.”ungkap Gubernur Maluku,Said Assagaff ,saat memberikan sambutan tertulisnya,dihadapan peserta Rakernas dan tamu undangan yang hadir.

Dirinya mengaku,kewaspadaan kita sebagai pemerintah,swasta maupun masyarakat sendiri harus menyadari bahwa, terdapat ancaman yang sangat serius terhadap kesehatan paru.Hal ini terlihat pula dari hasil penelitian yang dikeluarkan oleh European Lung Foundation bahwa, angka kematian akibat paru diperkirakan meningkat menjadi 11 juta dari 68 juta kematian atau 16 persen pada tahun 2017.Ini tidak bisa dianggap sepele,harus ada tindak lanjut yang jelas terukur dan sistematis.

“Karena itu, Saya harus menyatakan dukungan penuh penetapan tema rakernas 2018 ini ,” Peran Fasilitas Pelayanan Kesehatan Paru Dalam Mendukung Sustainable Development Goals”. Tema ini menjadi sangat sejalan dengan program Kementerian Kesehatan untuk mencapai “Eliminasi TBC” tahun 2030.Harapannya,akan ada banyak terobosan yang inovatif dan solutif ,terhadap peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan paru,baik aspek institusional,mutu pelayanan,sumber daya manuisa,sarana peralatan dan sebagainya,”harapnya.

Sementara itu,Ketua Umum Arsabapi Muhammad Ali Toha menerangkan,Arsabapi dideklarasikan pada tanggal 15 Juli di Bukit Tinggi,sebagai upaya untuk menyatukan sikap dan langkah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Paru seluruh Indonesia, dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan produktif.

Dalam perkembangannya paparnya,asosiasi yang merupakan perkumpulan Fasyankes Paru yang melaksanakan program Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) ini, secara terus menerus berusaha meningkatkan perannya, agar bisa membantu pemerintah dan masyarakat, dalam memelihara kesehatan dan mengatasi kesehatannya.Setiap tahun ,Arsabapi melaksanakan rakernas yang bertujuan, melakukan evaluasi pelaksanaan program pembinaan Fasyankes Paru dan menyusun rencana kerja tahun berikutnya dan sejak tahun 2015,rakernas menyusun rencana kegiatan yang berorientasi pada pemberdayaan Fasyankes Paru ,melalui rangkaian program,penguatan organisasi dan peningkatan peran dalam bidang pelayanan kesehatan paru.

“Berbagai seminar,simposium dan workshop ,diorientasikan pada Fasyankes Paru.Tema Rakernas 2018 ini adalah, peran Fasyankes Paru dalam mendukung Sustainnable Development Goals ,khususnya mendukung program Kemenkes, dalam mencapai Eliminasi TBC tahun 2030,”terangnya.

Adapun salah satu program unggulan yang kami harapkan lanjutnya, ke depan adalah menggerakan peran serta masyarakat, dalam memberantas TBC dengan membuat model “Desa Peduli TBC Mandiri”.Gagasan awal Desa Peduli TBC Mandiri, datang dari dr.Samsila Mona Rumata yang menjabat Plt Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) provinsi Maluku beserta jajarannya.

“Ide yang baik ini, sesuai dengan peran Fasyankes Paru, khususnya Balai Kesehatan Paru,dalam menjalankan fungsi UKM secara lebih nyata.Gagasan ini, perlu segera diwujudkan dalam mendukung program pemerintah.Oleh karena itu,pengurus Arsabapi beserta seluruh Fasyankes,anggotanya berharap Desa Peduli TBC Mandiri, dapat digunakan agar berkembang keseluruh pedesaan di Indonesia.Tentu,dengan pengayaan pada beberapa aspek dan akan menjadi sasaran program unggulan Arsabapi 2018-2019,”tuturnya.

Ali Toha menambahkan,pelaksanaan program ini membutuhkan dukungn lintas sektor ,khususnya jajaran pemerintah daerah .Diharapkan, akan membantu program Eliminasi TBC 2030.Disamping itu, memperhatikan makin meningkatnya jumlah penderita asma dan perkembangan teknologi diagnosis pasien asma,pada rakernas tahun ini,kami mengadakan seminar dan workshop tentang asma ,sehingga kemajuan dalam pengobatan penyakit asma ini,bisa lebih dipahami oleh tenaga kesehatan sehingga lebih baik dalam menolong masyarakat.Kemasan agenda lain adalah lomba senam asma,lomba video kreatif penyuluhan kesehatan dan lomba banner kesehatan paru.Disampung itu, rakerna ini ,menjadi ajang silaturahmi Fasyankes paru seluruh Indonesia. (IN-06)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top