Ambon,Maluku- Setelah kembali meraih legitimasi, pasca dikeluarkannya putusan PTUN Jakarta Selatan yang mengakomodir surat Kemenkum -RI NoMHH-01.AH.11.91 terkait Resposisi, Revitalisasi Pengurus DPP Hanura Periode 2015-2020 , Ketua DPD Hanura Maluku, Hindun Ayu Hasanussi meminta semua pihak untuk mentaati Putusan Hukum.
” Semua orang di Indonesia harus taat hukum, dua kubu di seluruh Indonesia, baik dari pusat sampai ke daerah harus mengikuti putusan Pusat (DPP Hanura), Kebetulan sekali Saya di Kubu Jenderal Daryatmo, yang telah memenangkan perkara PTUN” ungkap Hasanusi diplomatis.
Menurut Hasanusi yang ditemui intimnews di sekretariat DPD Hanura, Jalan Kenangan, kel Honipopu, Kota Ambon,pada Kamis, (12/7 ) ini, mengakui bahwa, pertikaian kedua kubu ini masih terus berproses.
“Memang secara hukum, setelah keputusan PTUN, masih harus keputusan inkrah, selain itu kubu yang kalah juga masih diberi kesempatan untuk banding dan kasasi “urainya.
Tapi menurut Anggota komisi C DPRD Maluku ini, karena Kubu Daryatmo yang memenangkan putusan PTUN Jakarta Selatan tersebut, maka semua pihak termasuk yang bersengketa, penegak hukum dan Pemerintah harus menghormati putusan tersebut.
” Siapapun Dia yang bersengketa, harus taati hukum, Depdagri, Pemda, KPU, Kepolisian, DPRD Provinsi Maluku.tidak bisa melaksanakan PAW kalau partai itu sedang dalam bersengketa” tegas Hasanussi
Bahkan Hasanussi jujur mengakui, Sebagai Ketua DPD Hanura malu punya anak buah seperti Yasin Payapo,
” Jujur Saya malu punya anak buah tidak mengerti hukum” pungkasnya
Hasanussi secara blak-blakan menyatakan, bahwa karir Yasin Payapo sebagai anggota DPRD Maluku dan Bupati SBB tidak terlepas dari bantuannya.
” Kalau setelah jadi Bupati dia lupakan Saya itu wajar sebagai Manusia ” tandasnya.
Menanggapi pernyataan Payapo mengenai kepanikan, Hasanusi kembali menuding bahwa saat ini Payapo yang sedang berada dalam situasi tersebut, akibat berbagai masalah hukum yang menjeratnya.
Anggota DPRD ,yang pada periode lalu bertarung pada Dapil 1 Kota Ambon ini menyatakan, dirinya tidak takut dengan Ancaman Pergantian Antar Waktu (PAW ) dirinya di DPRD Maluku.
“Di PAW Ayu tetap hidup kok, Beta yang menghidupkan Hanura” terangnya.
Hasanussi juga menuturkan, perbedaan pendapat adalah hal yang biasa dalam dinamika berpolitik, tetapi yang luar biasa adalah kubu Payapo memperlakukan dirinya sebagai musuh.
“Ada apa dengan ini” tanyanya
Secara blak-blakan Hasanusi menyatakan, modalnya sebagai wakil rakyat selama dua periode yang betul-betul berjuang bagi kepentingan rakyat,sangat berperan bagi karirnya di Legislatif, pasalnya dirinya bukan hanya diterima di Partai Hanura, tetapi juga siap diakomodasi partai lainnya.
“Saat ini yang masyarakat pilih figur”pungkasnya (IN/NK)
