Politik

Murad-Abas Unggul Namun Belum Aman

AMBON,MALUKU – Hasil temuan akhir berupa rilis dari Konsultan Citra Indonesia (KCI) , Lingkaran Survei Indonesia (LSI) ,enam hari menjelang pilkada terkuak,pasangan calon (paslon) Murad Ismail-Barnabas Orno atau lebih akrab disapa BAILEO unggul dalam persentase versi lembaga survei ini namun belum aman.

“Pak Murad dan Pak Abas saat ini unggul dengan persentase 30,0 persen. Namun, posisi mereka belum aman karena selisih dibawah 10 persen dengan kedua paslon lainnya.Meski unggul,namun elektabilitas ketiga kandidat begitu ketat.Dengan swing voters masih 20 persen maka peluang saling menyalip masih terbuka,”ungkap Ikrama Masloman,pimpinan KCI-LSI,Kamis (21/06/2018) melalui keterangan persnya di Pasific Hotel.

35838265_2060282860900783_8354701586840158208_n

Pasalnya sebut Masloman,posisi kedua disusul pasangan Said Assagaff-Anderias Rentanubun (SANTUN) dengan persentase 25,3 persen dan posisi ketiga oleh paslon Herman Koedoeboen-Abdullah Vanath (HEBAT) dengan persentase 24,6 persen.Jadi,selisih ketiga paslon dibawah 10 persen.

Dipaparkan olehnya lagi, terdapat empat kondisi yang bisa mengubah suara paslon diantaranya, pertama, swing voters. Menurutnya, masih ada 20,4 persen swing voters yang bisa mengubah peta politik.

Makin mendekati hari H,biasanya jumlah swing voters makin kecil. Kedua sebutnya,besar atau kecilnya angka golput.Kandidat yang menang adalah kandidat yang mampu meminimalisir jumlah golput pendukungnya. Tuturnya lagi,ketiga,terpaan isu negatif (negative campaign). Jelasnya,negative campaign beda dengan black campaign.

35894324_2060282797567456_6952675144456208384_n

Negative campaign adalah kampanye menyerang lawan dengan fakta-fakta yang melemahkan. Isu negatif yang masif terhadap seorang kandidat,dapat mengubah suara kandidat tersebut.

Keempat tambahnya,invisible hand.Dalam kasus beberapa daerah yang pilkada,intervensi dari pihak yang punya akses mengubah suara (oknum penyelenggara atau oknum penguasa),bisa mengubah suara riil yang diperoleh masing-masing calon.

Dirinya menerangkan,publik makin menguat sentimen ingin gubernur baru. Alasannya adalah,pertama,mayoritas publik Maluku ingin perubahan. Kedua,kepemimpinan petahana dinilai lemah (pemimpin loyo).Ketiga,tingkat menginginkan kembali petahana rendah.

Sekedar tahu,kesimpulan hasil survei terbaru ini,dilakukan pada rentang waktu seminggu. Sejak,tanggal 6-13 Juni 2018 di Maluku,terhadap ketiga paslon gubernur dan wakil gubernur Maluku periode 2018-2023.

Survei dengan model tatap muka terhadap 600 responden ,yang dipilih dengan menggunakan metode multistage random sampling.Sementara margin error survei ini plus minus 4,1 persen. (IN-06)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top