AMBON,MALUKU – Perempuan semakin maju dalam prestasi disemua leading sektor,termasuk perpolitikan di Indonesia .Hal inipun turut dibahas pada sosialisasi empat pilar kebangsaan ,yang digagas oleh Mercy Barends, Anggota Komisi VII ,DPR RI asal provinsi Maluku kepada anak-anak muda .
Dalam rilisnya kepada INTIM NEWS, Senin (30/04/2018),Mercy Barends melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),pada hari Rabu (26/04/2018),di Pasifik Hotel, Ambon,mengusung tema “Demokrasi Membangun Peradaban dan Membawa Kesejahteraan Bagi Rakyat”, dihadiri berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) di kota Ambon.
Disebutkan dalam rilis tersebut, tema yang diangkat sesuai situasi tahun politik yang sementara berlangsung.
Dirinya merasa penting untuk memberikan pendidikan politik kepada seluruh lapisan masyarakat. Apalagi adik-adik OKP, merupakan intelektual muda, mempunyai tanggungjawab untuk ikut mencerdaskan elemen masyarakat yang lain.
“Melalui sosialisasi ini, bagaimana kita mencoba merekonstruksi seluruh proses demokrasi ,yang selama ini berjalan di Indonesia terutama di Maluku, kira-kira apa yang harus diperbaiki. Tadi, banyak sekali gagasan baru ,untuk membuat proses demokrasi menjadi lebih baik dan lebih berkualitas,”ujarnya.
Demokrasi yang berkualitas, tutur Barends ,dilihat dari prinsip-prinsip berdemokrasi itu sendiri. Dimana harus ada prinsip-prinsip dasar yang menjadi etika dasar dalam menjalankan prinsip berdemokrasi, dimana dalam kompetisi harus diiikuti dengan tanggungjawab.
Kemudian, nilai pertanggungjawaban publik sambungnya , yaitu membangun demokrasi yang transparansi bagi masyarakat, yang diikuti dengan akuntabilitasnya .
“Jadi tidak bisa ada lagi ,demokrasi yang tertutup, demokrasi yang sangat eksklusif. Karena, masyarakat kita adalah masyarakat yang plural, jadi demokrasinya harus berbasis demokrasi masyarakat yang plural, terbuka dan bisa melibatkan seluruh elemen masyarakat,”ungkapnya.
Dalam diskusi yang berlangsung hampir empat jam ini, Barends juga menekankan terkait hak politik perempuan.
Dijelaskan, peran perempuan dalam berbagai level termasuk adik-adik OKP, terutama dalam membangun demokrasi menjadi salah satu elemen yang sangat penting.
Menurutnya, dalam menginterprestasi pemaknaan 30 persen perempuan ,tidak dalam pendekatan yang sempit, hanya dalam mengisi kuota 30 persen, itu kan tidak benar. Tetapi bagaimana kouta yang ada itu bisa melahirkan pemimpin perempuan yang berkualitas dan bisa memberikan kontroibnusi suiara, pemikiran, gagasan dan seluruh jiwa raga bagi sebuah perubahan besar bagi daerah, maupun setiap keputusan politik maupun kebijakan yang dikeluarkan.
“Itu yang tadi saya dorong, bahwa di dalam proses berdemokrasi, penting yang namanya full representasi. Kalau tidak ada representasi yang berkeadilan maka yang terjadi adalah monopoli mayoritas, yang terjadi hanyalah sekeloimpok kekuatan besar yang mengelola demokrasi, kelompok oligarki yang merekonstruksi dan mengatus negara,”pungkasnya.
Untuk itu tambah Legislator asal PDI P ini , diperlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat harus ikut menggambil bagian, melintasi batas suku agama, ras, termasuk gender. (IN-06)
