Pendidikan

Engelina Pattiasina, Lakukan Peletakan Batu Pertama Gedung Perpustakaan UKIM Ambon

Ambon,Maluku– Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Dipl.Oek. Engelina Pattiasina bersama Ketua Yaperti GPM, Prof. Dr. Thomas Pentury dan Dr. Yafet Damamain melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Perpustakaan Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) di Talake, Ambon, Sabtu (26/5/2018).

Peletakan batu pertama diawali Ketua Yaperti GPM, Rektor UKIM Ambon, kemudian diakhiri Engelina Pattiasina. Peletakan tiga batu itu menandai pembangunan gedung perpustakaan yang berlokasi di Talake, Ambon itu. Peletakan batu pertama ini dihadiri Prof. Dr. Mus Huliselan dan jajaran civitas akademika UKIM.

Menurut Engelina, pembangunan gedung perpustakaan itu merupakan kerja sama Archipelago Solidarity Foundation dengan berbagai pihak.

“Perpustakaan sangat penting bagi sebuah perguruan tinggi. Karena dalam situasi apapun pendidikan merupakan yang paling utama. Ke depan, pengelolaan perpustakaan harus mengikuti perkembangan yang terus terjadi,” kata Engelina.

Menurut Engelina, gagasan untuk membangun perpustakaan muncul ketika mengetahui kalau UKIM belum memiliki gedung perpustakaan. Selain itu, setelah dijajaki ada pihak lain yang mau bersama-sama mengambil bagian dalam pembangunan ini.

“Kalau ada pihak yang ingin membantu, tentu sangat baik. Kami sudah senang kalau perpustakaan ini bisa digunakan untuk mendukung pendidikan di UKIM,” ujar Engelina.

Engelina menambahkan, pihaknya memberikan perhatian soal SDM Maluku karena melihat ada masalah serius dalam persoalan ini.

“Beberapa tahun lalu, kami bersama kawan-kawan di Maluku berjuang agar Blok Masela dipindahkan ke darat, karena ini menjadi big push untuk Maluku. Ini juga harus diantisipasi dengan penyiapan sumber daya manusia,” kata alumni Universitas Bremen Jerman ini.

Dia menjelaskan, sehingga apa yang dilakukan diharapkan benar-benar bisa berguna bagi banyak orang. Untuk itu, Engelina mengatakan, dirinya akan berusaha melakukan apapun yang terbaik untuk Maluku.

“Tidak ada lagi yang dicari. Usia juga tidak lagi muda. Sekarang, hanya mau berbuat yang bisa dilakukan untuk Maluku,” tuturnya.

Ketua Yaperti, Prof. Dr. Thomas Pentury mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih atas kepedulian Archipelago Solidarity yang dipimpin Engelina Pattiasina. Dia melihat adanya dukungan itu sebagai anugerah bagi UKIM.

“Saya mengetahui beliau memberikan perhatian melalui Archipelago Solidarity. Maluku masih membutuhkan banyak sokongan untuk mengejar ketertinggalan,” kata mantan Rektor Unpatti Ambon ini.

Menurutnya, perpustakaan sangat penting artinya bagi sebuah perguruan tinggi. Itu ibarat jantung bagi perguruan tinggi.

Dia mengatakan, pontensi terbesar yang perlu dibangun di Maluku itu bukan di laut atau di darat, tapi bagaimana memperkuat kualitas sumber daya manusia yang ada di kampus-kampus.

Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan Drs. Decky Bakarbessy, MSi, mengatakan, untuk gedung perpustakaan lantai satu membutuhkan biaya sekitar Rp 1,8 Miliar. Sedangkan, untuk lantai dua akan menghabiskan sekitar Rp 1,2 Miliar.

Decky secara khusus mengapresiasi kepada berbagai pihak yang memberikan perhatian kepada UKIM, karena gedung perpustakaan itu sangat penting bagi pendidikan di UKIM.

“Kami menyadari ada banyak kekurangan, untuk itu, kami dengan tangan terbuka menyambut siapapun yang mau mengambil bagian dalam pembangunan perpustakaan ini, sehingga akhirnya bisa sesuai dengan harapan,” kata Decky yang juga Dosen UKIM ini. (IN-07)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top