Malra,Maluku- Gerson Paepenan. (55.tahun) suami dari Welly Lakesubun ditemukan tewas menggantung di Hutan Malra, setelah lebih dari seminggu dilaporkan menghilang dari rumah.
Kepada wartawan, Pomer Paepenan.( 26 tahun) yang merupakan putra sulung korban Minggu (22/4) mengatakan, Senin (16/4) dirinya masih bersama korban di rumah yang saat itu sedang sepi. Dirinya berpamitan dengan korban ke depot air, namun saat pulang, dirinya tidak lagi menemukan korban di rumah.
“Saya berusaha mencari bapak, dan ada warga disekitar rumah yang beritahu ke saya kalau sempat lihat bapak berjalan menuju arah pantai UN sekitar jam 10 pagi,” ujarnya.
Namun dalam pencarian selama kurang lebih beberapa hari, pihak keluarga tak jua menemukan korban. Saat tak menemukan, pihak keluarga korban langsung membuat laporan kepolisian ke SPKT Polres Maluku Tenggara.
“Kami sudah mencari keberadaan bapak, dan tidak ketemu juga, hingga malamnya saya langsung melapor ke SPKT Polres Maluku Tenggara, sekitar jam, 8 malam, tapi saya cuman diminta cetak foto bapak, 4 lembar dan tinggalkan nomor handphone, setelah itu saya disuruh pulang,” katanya.
Namun sejak melaporkan, pihaknya tidak juga mendapat informasi dari pihak Kepolisian terkait perkembangan laporan itu.
“Setelah tiga hari tepatnya tanggal (19/4), saya sendiri mengkonfirmasi ke polres, terkait aduan menghilangnya bapak, namun dari polisi hanya menjawab, mereka telah menyebarkan foto ke setiap anggota divisi, nanti kalau mereka bertugas dan menemukan bapak, pihak keluarga pasti diberi tahu, “ tuturnya.
Dia mengaku kecewa dengan pihak Polres Maluku Tenggara.
“Sementara itu selama proses pencarian kami dibantu oleh Basarnas Kota Tual, yang melakukan proses pencarian selama dua hari, namun bapak tak kunjung ketemu, kami berharap Basarnas bisa terus membantu tapi mereka cuman bersedia mencari untuk 2 hari.” Sesalnya.
Namun kematian korban yang diduga akibat bunuh diri itu, dilatarbelakangi oleh rasa depresi korban soal penyakit jantung yang diderita korban.
“ Bapak sering berdiam diri di kamar, tidak pernah ke kantor, dan jarang bicara. Bapak bekerja sebagai ASN Pada Dinas Inspektorat Kota Tual, “ tutur putra sulung korban.
Sementara itu, dalam pencarian korban, relawan berjumlah 20. Orang yang diprakarsai oleh Wartawan Tual/Malra, Kru RRI, Satpol PP Kota Tual, ORARI, Babinsa, satu ASN Bea Cukai, bersama keluarga korban sejak pukul 10.00, Minggu (22/4/2018) telah berkoordinasi untuk mengecek keberadaan korban.
Relawan dibagi atas 4 kelompok menyusuri lokasi yang pernah dilalui korban. Barulah pukul 16,15 WIT (Jam 4 sore) korban ditemukan menggantung disebuah pohon degan leher terjerat tali nilon berwarna biru. Wajah korban saat ditemukan telah membusuk.
Saat penemuan, pihak Polres Malra yang tiba di lokasi langsung mengamankan TKP dengan mamasang garis polisi. (IN-09)
