Seram Bagian Timur

Robaytullah Prihatin 2 Perusahaan Migas di SBT Tidak Mampu Tingkatkan Perekonomian Warga

Bula,Maluku- Ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Robaytullah Kusuma Jaya mengaku prihatin, dua (2) perusahaan Minyak dan Gas (Migas) besar yang melakukan eksplorasi dikabupaten Seram Bagian Timur (SBT) tidak mampu meningkatkan perekonomian warga terutama yang dekat langsung dengan areal eksplorasi. Kedua perusahaan yang maksud Robaytullah adalah PT. CITIC Seram Energy Limited dan PT. Karlez Petroleum Seram Ltd.

“Saya kaget karna ternyata ada 2 perusahaan migas disini. Saya juga prihatin ada 2 perusahaan Migas tapi tidak mampu meningkatkan perekonomian, jangankan kabupaten Seram Bagian Timur tapi daerah sekitar dari perusahaan Migas tersebut tidak mampu mengangkatkan perekenomian. Ini kan anomali padahal, penghasil bangsa dari hasil migas, “ungkap Robaytullah kepada wartawan usai melantik pengurus DPC GMNI SBT pada Minggu (22/4/2018).

Selain tidak mampu mengangkat perekonomian warga sekitar, kehadiran perusahaan migas didaerah harusnya bisa menjadi penopang peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) didaerah yang masuk areal eksplorasi. Namun pada kenyataannya berbeda, didaerah yang menjadi areal eksplorasi masih terjadi ketimpangan ekonomi maupun sosial. Padahal, selain Kabupaten SBT, Provinsi Maluku pada umumnya merupakan salah satu daerah produsen migas terbesar di Indonesia.

GMNI SBT 2

“Kepulauan Maluku adalah salah satu pusat terbesar migas akan tetapi masih ada ketimpangan ekonomi maupun ketimpangan sosial disini masih terjadi itu yang disayangkan. Dan sebenarnya juga ternyata otonomi daerah tidak bisa menjadi solusi terkait pengelolaan dan ternyata migas ini tidak mampu memberikan PAD yang cukup kepada kabupaten Seram Bagian Timur ini, “katanya.

Kata dia, untuk menganggapi temuan ini, pengurus DPP GMNI akan berupaya mendorong pemerintah pusat melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dipimpin Ignatius Jonan untuk melihat persoalan ketimpangan sosial dan ekonomi didaerah penghasil migas.

“Kebetulan besok saya secara pribadi maupun secara organisasi diundang oleh menteri ESDM. Saya akan coba untuk membicarakan terkait temuan ini karna saya melihat dan mendengar langsung apa yang terjadi di SBT ini nanti saya coba diskusikan terkait hal ini, Melalui diskusi itu semoga mampu memberikan atau mendorong menteri Jonan untuk melihat langsung apa yang terjadi SBT, “ungkap dia.

Robaytullah mengaku heran, aktivitas eksplorasi migas dikabupaten Seram Bagian Timur yang berlokasi dikota Bula dan sekitarnya bisa menjadi tontonan warga. Padahal, didaerah kagiatan eksplorasi migas diupayakan berada di areal steril. Ini karena keberadaan sumur minyak dapat membahayakan keser manusia.

“Sebenarnya hal ini adalah perusahaan untuk memberi tahu Pemerintah daerah bahwa eksplorasi tidak boleh diperlihatkan untuk umum, cukup staf maupun internal perusahaan itu sendiri. Saya juga kaget, lebihnya kagetnya ketika menemukan subur pengeboran itu berada dipinggir jalan. Ini kan cukup tragis, seharusnya tempat itu yang harus steril dari warga maupun dari masyarakat akan tetapi diperlihatkan untuk umum. Apalagi setelah diperlihatkan tersebut perusahaan tidak mampu mengangkat perekonomian mereka warga sekitar, “sambung Robaytullah.

“Ada aturan-aturan yang mengatur tekait pengeksploran maupun sumur dari migas itu sendiri. Karna setahu saya, untuk pengeboran dan eksplorasi terkait migas itu harus steril dari umum. Karna saya berasal dari daerah berpenghasilan migas, saya mengetahui bahwa untuk radius 100 meter saja warga masyarakat tidak boleh mendekat, apalagi ini diperlihatkan untuk umum (dipinggir jalan), “cetus dia. (IN-17)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top