Ekonomi

KUR Khusus Membawa Angin Segar Dalam Sektor Ekonomi

AMBON,MALUKU – Ternyata,Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus Strategi, dapat membawa angin segar dalam sektor perekonomian di provinsi Maluku. Pasalnya,diukur dari meningkatnya lapangan kerja dan ternyata dapat menurunkan angka kemiskinan.

“Penyaluran KUR Khusus menjadi strategi baru pemerintah dalam mendorong penyaluran KUR lebih efektif ke sektor produktif sehingga dapat  meningkatkan jumlah tenaga kerja baru,menambah lapangan kerja baru dan menurunkan angka kemiskinan,”tutur Bambang Hermanto ,Kepala OJK Perwakilan Maluku,Jumat (06/04/2018) di Kantor tersebut,disela-sela Media Update bersama awak media,yang membahas tentang informasi kinerja keuangan oleh  industri jasa keuangan .

Sesuai Peraturan Menteri Perekonomian nomor 11 tahun 2017 jelas Hermanto,pemerintah  telah memperluas jenis  KUR untuk menyikapi masih tingginya penyaluran KUR ke sektor ekonomi perdagangan y6ang dinilai belum memberikan dampak langsung terhadap upaya peningkatan lapangan kerja dan mengatasi kemiskinan.

Menurutnya,dalam peraturan Permenko tersebut,dijelaskan bahwa KUR Khusus bisa diakses secara kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan mitra usaha untuk komoditas perkebunan rakyat,peternakan dan perikanan.Jangka waktu kredit dapat sampai dengan empat tahun untuk pembiayaan modal kerja dan sampai dengan lima tahun untuk pembiayaan investasi.Suku bunga sama dengan jenis KUR lain yakni  tujuh persen dengan plafon kredit yang dapat disetujui minimal  25 juta sampai 500 juta.

“Untuk mempersiapkan penyaluran kredit KUR khusus ini,OJK melakukan Forum Group Discussion (FGD) dengan mengundang Kanwil DirjenPerbendaharaan Negara,Bank Indonesia,Bank pelaksana KUR dan SKPD terkait seperti Disperindag,Dinas Koperasi dan UMKM,Dinas Pertanian,Dinas Kelautan dan Perikanan serta Biro Perekonomian Pemerintah provinsi Maluku.Tujuan dari FGD tersebut,untuk menjelaskan perkembangan KUR di Maluku sekaligus menggali informasi dari para stakeholder mengenai kesiapan dan kendala atau permasalahan yang terjadi di lapangan,”jelasnya.

Selain itu sambung Hermanto, beberapa hal yang menjadi isu penting adalah perlunya kegiatan sosialisasi secara masif mengenai KUR, ketersediaan data para pelaku usaha mikro dan kecil yang masih tersebar di masing-masing SKPD dan belum tersentralisasi untuk lebih mudah diakses bank pelaksana KUR, penyiapan dan pembinaan/pendampingan pelaku usaha mikro dan kecil serta klaster oleh SKPD  terkait agar siap berhubungan dengan bank untuk diberikan pembiayaan KUR dan mendorong pertumbuhan sentra-sentra produksi sesuai potensi unggulan masing-masing daerah untuk menciptakan pelaku usaha baru.

Lebih lanjut dirinya menerangkan, menurut data OJK Provinsi Maluku, penyaluran kredit  kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), melalui program KUR posisi  Februari 2018 menunjukan perkembangan positif dibandingkan dengan akhir tahun 2017.Sampai dengan posisi  Februari 2018,KUR telah  tersalurkan kepada 33.985 debitur, meningkat 3.547 debitur dibandingkan posisi  akhir tahun 2017.Baki debet sebesar  Rp543,74 miliar. Kualitas  kredit  sedikit menurun, Non Performing Loan (NPL) tercatat sebesar  2,47 persen, sedikit meningkat  dari Desember 2017 sebesar 2,08 persen.

“Penggunaan KUR oleh UMKM mayoritas  masih dimanfaatkan untuk modal  kerja usaha. Hal ini terlihat dari baki debet KUR Mikro-Kredit  modal kerja yang pada Februari 2018,tercatat sebesar Rp265,08 miliar,meningkat Rp25,55 miliar atau sebesar 10,67 persen (year to date -ytd) dan KUR Ritel -KMK sebesar Rp139,83 miliar, meningkat  sebesar Rp40,93 miliar atau  41,39 persen -ytd,”sebutnya.

Sementara itu, jenis KUR mikro masih memdominasi dengan baki  debet sebesar  Rp367,22 miliar atau 67,54 persen dari total baki debet penyaluran KUR, sedangkan  KUR ritel tercatat Rp176,52 miliar atau 32,46 persen dari total KUR. Juga, penggunaan KUR untuk modal kerja mencapai Rp404,92 miliar atau 74,47 persen dari total KUR, sedangkan untuk investasi sebesar Rp138,82 miliar atau 25,53 persen. Sebagai informasi, KUR mikro diberikan dengan plafon maksimal Rp25 juta sedangkan KUR ritel diberikan dengan plafon Rp25juta sampai Rp500juta.

Sekedar tahu, untuk mendorong pertumbuhan UMKM di provinsi Maluku, target plafon penyaluran KUR tahun 2018 meningkat menjadi Rp744,44 miliar. Untuk periode Januari sampai Februari 2018,telah tersalurkan plafon KUR sebesar Rp134,20 miliar atau 18,04 persen dari target. Di provinsi Maluku, saat ini bank penyalur KUR sebanyak 4 bank yakni, PT BRI, Bank Mandiri, BNI  dan Artha Graha. (IN-06)

 

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top