AMBON, MALUKU – Membaca tren elektabilitas pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Maluku periode 2018-2023 ,Said Assagaff -Anderias Rentanubun atau disingkat SANTUN, alami penurunan sebanyak 21 persen dilihat dan dibaca dari hasil survei Media Survei dan Strategi (MSS) .
Pasalnya, menurut Operational Director, lembaga survei Parameter Konsultindo Research And Consultant,jika dikalkulasi hasil rilis per 17 Desember tahun 2017,elektabilitas paslon SANTUN jika pemilihan pada waktu tersebut adalah 62 persen .Sementara, tiga bulan berselang rilis MSS per 25 Maret 2018 terdata 41,50 persen,jika pemilihan hari tersebut. Maka, alami penurunan sebanyak 21 persen.
“MSS per tanggal 17 Desember 2017,pernah merilis hasil survei mereka, dengan angka-angkanya. Juga kemarin ,per 25 Maret melakukan rilis lagi. Kalau Saya membaca angka 2017 ke 2018 ,Saya melihat ada angka-angka, baik elektabilitas, popularitas, kepuasan kinerja, keberhasilan kandidat dari petahana, itu terkoreksi mengalami tren turun. Kenapa mengalami tren turun?62 persen, itu elektabilitas dari paslon SANTUN ini ketika dirilis pada 17 Desember 2017. Dan hari ini , per 25 Maret 2018,keluar angka elektabilitas paslon SANTUN itu, 41,50 persen .Ya, teman-teman bisa menghitung sendiri ,dari 62 ke 41 ,itu kan berapa terkoreksi nya. Kalau terkoreksi lebih dari 10 persen, itu berbahaya, riskan bagi seorang petahana,”ungkap Lapalelo, Rabu pagi (28/03/2018),kepada INTIM NEWS
Dirinya mengklarifikasi, bahwa tidak mempersoalkan benar atau salah hasil survei itu. Baginya, survei MSS, itu kita tahu bersama bukan lembaga survei baru, sudah teruji dengan kapabilitas dan integritasnya. Dia menganggap, data itu benar adanya sudah sesuai dengan metodologi.
Karena itu jelasnya,tidak ingin diberi pesan seolah-olah komplain hasil survei oleh teman-teman MSS, tidak. Menurutnya, itu adalah tindakan ilmiah yang dilakukan dalam melakukan survei. Silahkan, pendapat orang lain tentang survei itu apa, tapi sebagai peneliti, Lapalelo memberi apresiasi terhadap survei MSS.
” Ini survei benar dan luar biasa dan baik .Tetapi saya hanya melihat dan mencoba untuk membaca tren survei MSS ini.Saya tidak akan mengkoparasi data survei mereka, baik dengan SDI, LSI bahkan dengan Parameter Konsultan. Supaya, kami tidak memberi sanggahan terhadap itu. Saya hanya membaca trennya naik atau turun,”ujarnya.
Ia membayangkan, 3 bulan lalu dari Desember ke Maret, intensitas paslon HEBAT (Herman Koedoeboen -Abdullah Vanath) dan BAILEO (Murad Ismail-Barnabas Orno) tidak seintens hari ini. Itu berarti ,kalau tiga bulan terkoreksi sampai 20 persen, Dia mengandai-ngandai, masih ada 90 hari kerja lagi,kalau tiga bulan terkoreksi 20 persen lagi, katakanlah nantinya paslon SANTUN ada pada 21 persen, tetapi itu katanya, andai-andai saja.
“Saya kira bagi seorang petahana alami turun dari 50 persen, elektabilitas itu warning. Alarm berbahaya, bel bawa ke pintu kemenangan bagi paslon lain. Secara tidak langsung hari ini, ada alarm bagi paslon SANTUN bahwa mereka bisa dikalahkan oleh HEBAT maupun BAILEO, tergantung dua paslon ini mampu membaca, membangun konsolidasi yang baik. Jadi bagi Saya, hasil ini baik adanya tetapi memberi pesan kekita bahwa paslon SANTUN alami tren turun ,”sebutnya lagi.
Setelah mencocokkan dengan data lembaga survei nya, tambah Lalapalelo, waktu melakukan survei respon interaksi,ia melihat bahwa ternyata kenapa paslon SANTUN alami persen terendah dari respon interaksi publik, karena mereka mengalami penurunan elektabilitas.
Namun diakuinya, kalau hari ini pilkada berdasarkan data survei tersebut, SANTUN masih unggul, tetapi masih ada tiga bulan.
“Kalau ada yang menyatakan tiga bulan sudah tidak ada harapan lagi, paslon lain tidak bisa melambung atau menyalib, Saya kira itu keliru. Potensi untuk menyalib SANTUN oleh HEBAT dan BAILEO karena ada yang namanya swing voter 20 persen. Kita tidak tahu persis, berapa persen strong voters nya ketiga paslon. Jadi, sampai detik ini ketiga paslon masih miliki peluang yang sama untuk memenangkan pertarungan ini,”bebernya. (IN-06)
