Kota Tual,Maluku – Kesiapan Ujian Akhir NasionaI Berbasis Komputer, (UNBK), dan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN), Pada SMA Negeri 3 Kota Tual, terkendala akibat belum direalisasinya pencairan bantuan operasional sekolah (BOS) yang berdampak terhadap penyelenggaran ujian maupun aktivitas sekolah tingkat SMA maupun SMK di kota Tual-Malra dan Maluku.
SMA Negeri 3 Tual misalnya, akibat belum ada realisasi dana BOS, persiapan pelaksanaan UNBK mengalami hambatan pada sarana prasarana.
Kepala sekolah SMA Negeri 3 Tual, Semuel Kuriake Balubun, kepada Intim News, mengatakan, hingga saat ini dana BOS baik Bosnas maupun BOSDA belum diterima sekolah tersebut. Sehingga pengadaan unit komputer untuk menunjang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) belum terealisasi.
“Saat ini kita belum memiliki unit komputer yang cukup untuk pelaksanaan UNBK, kita masih kekurangan sekitar 11 unit lagi. Seandainya dana BOS di cairkan di awal maka kita akan menggunakannya untuk pengadan komputer, namun hingga saat ini belum di cairkan,” jelas Balubun.
Menurutnya kendala utama dalam persiapan USBN dan UNBK maupun operasional sekolah ada pada realisasi dana Bos.
Bahkan, agar penyelenggaraan sekolah maupun UNBK tetap berjalan, pihak sekolah mendapatkan bantuan dari komite sekolah.
Dikatakannya, meskipun terkendala akibat terlambatnya realisasi dana BOS dimaksud, namun pihak sekolah dapat mengantisipasi hal tersebut dengan bekerjasama antara Komite, orang tua siswa kelas 11-12, dengan terus melakukan program penguatan, kepada siswa siswi yang akan mengikuti ujian .
“Kita tetap berupaya dengan anggaran yang ada aktivitas sekolah tidak terhambat, kita juga mendapat bantuan dari teman komite berupa 1 unit server seharga 12 juta,”ungkapnya.
Dirinya mengungkapkan, berdasarkan ketentuan, dana Bos yang harus diterima SMA N 3 Tual terbagai atas 2 yakni BOSDA sebesar 50 juta dan Bosnas 120 juta per satu triwulan.
“Untuk BOSDA yang harus kita terima itu 50 juta satu triwulan dan kurang lebih 90 persen dari anggaran tersebut terpakai habis untuk pembiayaan gaji honorer, sedangkan BOSNAS digunakan untuk biaya operasional sekolah, pengadaan soal-soal ujian termasuk insentif honorer, Satpam, cleaning service dan kebutuhan sekolah yang lain.” Ungkap Balubun.
Tak hanya menghambat pelaksanaan UNBK, belum adanya pencairan dana BOS juga mengakibatkan insentif tenaga honorer di sekolah tersebut, selama 3 bulan terakhir belum terbayarkan.
Dirinya berharap pemerintah provinsi dapat melihat permasalahan tersebut serta mencari jalan keluar terkait pencairan dana bos guna lancarnya penyelengaraan pengelolaan sekolah tidak sampai terhambat.
“Saya dan teman teman kepala sekolah lainnya yang ada di kota Tual sangat mengharapkan pemeritah provinsi mencari solusi dan segera melakukan pencairan, sehingga penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah sesuai program pemerintah dapat terlaksana, apalagi kita dipersiapkan untuk menghadapi USBN dan UNBK, dan yang terpenting kewajiban sekolah untuk membayar insentif tenaga honor dapat terselesaikan, karena ini sudah memasuki bulan ke-3, tenaga honorer pada belum terbayarkan.” Pinta Balubun. (IN-09).
