AMBON, MALUKU – Menyikapi pernyataan Uskup Diosis Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi, M. S. C terkait himbauan pilkada serentak di Maluku untuk periode 2018-2023,Pengamat Politik Said Lestaluhu membenarkan bahwa memilih pemimpin masyarakat, seharusnya jangan pilkada menjadi sumber konflik.
“Jadi memang, bicara soal pilkada, akan terjebak dengan kepentingan masing-masing. Apa yang disampaikan oleh Pak Uskup sangat tepat. Adanya pilkada, jangan biarkan kita terkotak-kotak. Sebab, pilkada adalah wahana untuk mencari pemimpin. Kita berharap, jangan karena kepentingan sesaat, lalu membawa isu-isu yang menyesatkan, kepada kepentingan orang banyak, “harap Lestaluhu,Jumat (02/02/2018),kala dihubungi INTIM NEWS . via telepon selularnya .
Dirinya mengajak masyarakat Maluku agar melihatnya secara jernih. Ini melalui mekanisme. Mari kita memilih sesuai pilihan masing-masing, tanpa dipengaruhi oleh isu-isu apapun.
Diketahui, usai menghadiri launching buku Said Assagaff yang notabene adalah Gubernur Maluku, di Islamic Center, Senin (29/01/2018) ,sempat diwawancarai INTIM NEWS terkait pandangan Uskup Mandagi tentang himbauannya menjelang pilkada Maluku, Uskup mengatakan, Pilkada memilih pemimpin masyarakat, jangan Pilkada menjadi sumber konflik .
“Pilkada memilih pemimpin masyarakat, jangan pilkada menjadi sumber konflik .Betapa bodoh, bodoh, bodoh orang Maluku, hanya karena Pilkada kita berkonflik, semoga tidak akan konflik. Silahkan ,kita memilih sesuai hati nurani kita, sesuai apa yang kita lihat dalam calon-calon itu,”tegas Uskup.
Disinggung bahwa salah satu putra Katolik juga berproses sebagai salah satu bakal calon Wakil Gubernur Maluku yakni, Anderias Rentanubun, Uskup menilai sama saja.
“Sama saja. Himbauan orang Katolik sama saja dengan umat lain. Mereka bisa nakal juga. Oleh karena itu, himbauan Saya jangan ada konflik pada pilkada ini. Tapi, Pilkada Maluku harus jadi pesta demokrasi, bukan takut, khawatir mau berorganisasi.Harus jadi pesta kegembiraan,”pungkasnya. (IN-06)
