SBB,Maluku – Ode Dasria namanya, bocah 12 tahun yang duduk dibangku kelas VI SD Negeri Pulau Pua, Dusun Ulisadar, Desa Waesala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) saat ini terbaring lemas akibat menderita tumor pada bagian lehernya.
Ode Dasria sudah setahun menderita sakit, dan hanya terbaring lemas di tempat tidurnya. Sayangnya keluarga Dasria tak mampu melakukan apa apa karena terkendala biaya.
Awalnya keluarga Dasria menduga penyakit yang diderita Dasria adalah radang tengorokan (Amandel) namun sakitnya tak kunjung sembuh. Malah penyakit itu semakin kronis ditandai dengan penyakit seperti lidah bercabang. Keluarga yang kekurangan biaya hanya dapat menyembuhkan dengan obat obatan tradisional (Herbal). Tak lama berselang muncul bengkak dibagian leher. Berjalannya waktu, bengkak itu hilang, namun Dasria hingga kini tak juga dapat menelan makanan.
Keuarganya memang sempat mengantarkan Darsia ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Piru yang jaraknya kurang lebih puluhan kilometer dari desa dimana Dasria tinggal. Namun Lagi-lagi upaya keluarga Dasria terhalang dengan system administrasi yang ada di RSUD Piru.
“Katong su pernah bawa ana ini ka rumah sakit lai, tapi katong sampe disana dong dari rumah sakit minta BPJS, tapi dia seng punya BPJS. Dia punya hanya KIS Tapi nama di KK dan KIS Tidak Sama. Tarus dong suruh tunggu, katong tunggu selama kurang lebih 5 jam balom ada yang datang kasi kabar terpaksa katong pulang lai ka waesala ” Ujar Tante Dasria, Suriati.
“Kami juga sudah membawa Ode Dasria ke rumah sakit di kota ambon untuk lakukan operasi penyakit yang dideritanya, sekaligus sudah diperiksa dan dasria menderita tumor. Namun keluarga kami tidak punya biaya untuk lakukan operasi, akhirnya kami kembali lagi ke kampung ” ungkap Ode Suriati.
Pihak keluarga Ode Dasria sangat membutuhkan bantuan dan aluran tangan dari pihak manapun, baik Pemda SBB dalam hal ini Bupati SBB, Dinkes SBB, Dinsos SBB, Para Relawan Pemerhati.
“Beta deng dia pung mama ini paleng berharap ada yang mau bantu katong yang miskin ini, seng tau dari manakah, mau dari bapak Bupati atau bapak Gubernur. kalau seng, sapa saja yang penting beta anak bisa bae deng dia bisa sakolah lagi ” Harap Ode Suriati. (IN-13)
