Politik

Edy Lapalelo : Pernyataan Politik Harus Disikapi Dengan Tindakan Politik

AMBON,MALUKU – Salah satu Konsultan politik yang bergerak pada salah satu lembaga survei calon-calon Kepala Daerah di Maluku, ikut merespon ucapan yang disampaikan oleh Edison Betaubun terkait arah dukungan warga Gereja Protestan Maluku (GPM).

“Itu kan pernyataan politik. Harusnya kita sikapi dengan tindakan politik juga.Jangan sampai kita sikapi dengan perspektif emosional yang prinsip.Kalau ditanggapi dengan emosional prinsip pasti tidak nyambung .Jadi, kalau apa yang disampaikan Pak Edison Betaubun dalam orasinya,Saya tidak memberi apresiasi dan juga tidak mengecam.Bagi Saya, punya makna yang bisa ditafsir baik untuk partai Golkar katakanlah,bisa juga ditafsir tidak baik untuk partai Golkar. Makanya, Saya tidak beri apresiasi terhadap pernyataan itu, dan Saya juga tidak mengecam,”ungkap Edy Lapalelo, Pimpinan Parameter Research And Consultant Indonesia Timur, Senin (26/02/2018) di kantornya, kepada INTIM NEWS.

Dirinya menilai, dari posisinya sebagai pengamat politik atau konsultan politik di lembaga survei,kan karena ada momentum.Kalau tidak ada momentum ,dirinya menilai pasti tidak ada pernyataan itu.Namun,tak bisa dipungkiri ada banyak orang bilang blunder.Akan ada blunder politik,bahkan Ia juga melihat di sosial media, orang identik dengan pernyataan tersebut bisa jadi tsunami politik.Tapi ya, dalam momentum politik .

Disinggung terkait ketersinggungan warga GPM, menurutnya, ketersinggungan warga GPM dirinya mengira , yang dibacanya, dia sudah memberi pikiran bahwa ini yang disampaikan Ketua Sinode adalah perspektif orang basudara.

“Menurut saya, pernyataan disana perspektif politik.Sedangkan pernyataan Ketua Sinode mendukung Pak Assagaff dari perspektif orang basudara.Itu berbeda.Momentum juga berbeda.Mungkin ,yang disampaikan oleh Ketua Sinode pada waktu itu, adalah dalam perjumpaan orang basudara.Saya mengkaji ulang bahwa, Pak Ebet ini bukan anak baru didunia politik.Beliau sudah malang melintang di politik.Tentunya kalau saya ikuti pernyataan beliau dari awal,ada tafsir politik,kepentingan politik.ada sesuatu yang sudah dipikirkan,untung ruginya dari pernyataan itu.Bagi Saya, kalau ada ditemukan unsur yang mengandung hal-hal yang bisa dibawa ke ranah hukum,silahkan teman-teman berproses misalnya Bawaslu ,kalau temukan katakan lah yang lagi tren yakni SARA atau dikaitkan dengan penistaan karena ketersinggungan. Silahkan, di proses buka pasal-pasalnya oleh Bawaslu,”tandasnya.

Ia menuturkan, semua orang pegiat politik,atau pengawas demokrasi,mari kita buka pasal-pasal atau aturan.Kalau ada, kita dorong proses secara hukum,dalam pengertian ikut kaidah yang berlaku.Kalau ditemukan,yang berhak bilang ada atau tidak itu Bawaslu, karena kewenangan mereka.Supaya ,tidak menimbulkan kegaduhan .

“Inikan kita bilang beliau sara, menista,tapi kita tidak menindak dari perspektif politik tapi saling menghujat.Kalau teman-teman dimedia baca kan, kita saling hujat.Saya warga GPM, Saya juga kalau ikut prinsip emosional, Saya tersinggung misalnya.Apa yang disampaikan Ketua Sinode, kita juga harus cerdas menilai ,perspektif orang basudara yang diinginkan oleh Ketua Sinode sang pemimpin umat ini, maksudnya apa,”ujarnya.

Diketahui, sempat heboh dan viral terkait pernyataan Edison Betaubun yang menyebutkan arah dukungan Ketua Sinode GPM, A. J. Werinussa, disinyalir memberikan arah dukungan entah secara pribadi atau institusi gereja yang dipimpinnya, untuk mendukung salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Sehingga, menimbulkan pro dan kontra melalui sosial media. (IN-06)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top